Juliandi Tigor Simanjuntak, Dari Gedung Merah Putih ke Emperan Pondok Melati

Juliandi Tigor Simanjuntak. Foto: MSN.
Juliandi Tigor Simanjuntak. Foto: MSN.

Deretan meja dan bangku tersusun rapi di tenda kecil Nasi Goreng KS Rempah. Si pemilik, Juliandi Tigor Simanjuntak, memastikan setiap hari, pukul 16.00 WIB, warung ini mulai menerima pesanan dua jam kemudian. 


Tigor--sapaan Juliandi--adalah bekas pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi. Dia bekerja sebagai pengawai fungsional di biro hukum lembaga antirasuah itu hingga Firli Bahuri, Ketua KPK, memutuskan untuk memecat Tigor dan 55 pegawai KPK lain akibat tidak lolos tes wawasan kebangsaan. 

Setelah tak lagi bertugas di Gedung Merah Putih, kantor KPK, Tigor berjualan di atas kaki lima di kawasan Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat. Profesi baru ini dilakukan Tigor sejak awal bulan lalu. Kebanyakan pelanggan membeli nasi goreng bungkus karena tempat duduk yang tersedia di warung Nasi Goreng KS Rempah terbatas. 

Menu utama yang ditawarkan di warung Tigor adalah nasi goreng. Namun dia membuat sejumla variasi, seperti nasi goreng rempah ayam krispi, nasi goreng rempah telur bakso, nasi goreng rempah telor sosis, nasi goreng rempah teri, dan nasi goreng rempah ati ampela. 

Dalam sehari, mengutip pernyataan Yudi Purnomo, rekan Tigor di KPK yang ikut dipecat, dalam semalam, omzet penjualan Tigor mencapai Rp 650 ribu. Harga satu porsi nasi goreng lulusan S2 ilmu hukum Universitas Indonesia itu hanya Rp 10-13 ribu. Di KPK, gaji Tigor berkisar antara Rp 8-9 juta.

“Itu hanya harga sebulan karena promo,” kata Tigor, Kamis, 14 Oktober 2021.

Tigor mengatakan tidak sulit untuk membuat nasi goreng karena semua dapat dipelajari dari konten Youtube, media sosial dan sejumlah aplikasi di telepon genggam. Bahan untuk membuat nasi goreng juga mudah di dapat di pasar. 

“Jadi setiap hari, selama saya di rumah, ya saya riset. Kerjaannya itu, saya tester-tester resep-resep sampai ketemu menurut saya resep yang cukup kami jual," kata Tigor.

Meski menabalkan nama rempah, Tigor mengatakan rasa rempah di nasi goreng buatannya tidak terlalu mendominasi. Dia memahami tidak semua lidah menerima rasa rempah-rempah. 

Tigor merasa bisnis kuliner adalah pilihan tepat saat ini. Meski baru tiga pekan, Tigor terlihat lihai mengolah nasi goreng sembari berharap usaha ini menjadi jalan untuk mendapatkan penghasilan yang halal. 

“Usaha itu membuat saya termotivasi. Jadi ketika saya berkontribusi untuk kerja di tempat lain, tentunya usaha ini akan tetap saya kembangkan," kata Tigor.

Sumber Inilah