Kampus Disebut Rentan Terjadi Kekerasan Seksual

Ilustrasi. Foto: net
Ilustrasi. Foto: net

Fakhraniah, anggota Kelompok Muda, menyebutkan saat ini di kampus masih menjadi tempat paling rentan terjadi kekerasan seksual. Untuk itu, perlu upaya preventif agar tidak ada terjadi kekerasan seksual di tingkat kampus.


“Kemudian, bagaimana kampus menyediakan layanan pengaduan bagi mahasiswa juga penting," kata Fakhraniah, dalam kegiatan diskusi kelompok perempuan dan paralegal komunitas bertajuk “Pemenuhan HAM dan Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan” di kantor AJI Banda Aceh, Jumat, 10 Desember 2021.

Sementara itu, koordinator pemberdayaan masyarakat Flower Aceh, Ernawati, menjelaskan kekerasan seksual saat ini menunjukkan tren peningkatan terutama masa pandemi Covid-19 dengan pelaku yang rata-rata adalah orang terdekat korban.

"Jadi seperti tidak ada ruang aman lagi untuk anak. Dia menyerang random tidak hanya anak, juga lansia. Sangat berisiko seperti tidak ada ruang aman lagi. Termasuk di kampus," ujar Ernawati.

Kepala UPTD PPA Aceh, Irmayani Ibrahim, menjelaskan angka kekerasan seksual di Aceh dari Januari hingga September 2021 berjumlah 697 kasus. Belum termasuk Oktober, November dan Desember. Peningkatan terjadi selama pandemi dengan pelaku rata-rata orang terdekat.

"Ini belum lagi yang tidak berani lapor, karena memang dianggap aib keluarga, mereka dapat tekanan dari pelaku sehingga ada rasa takut, cemas," ujar Irmayani.

Tahun depan, kata dia, Kota Banda Aceh sudah ada penganggaran dari Pemerintah Aceh untuk membangun rumah aman. Selama ini untuk rumah aman bekerjasama dengan dinas sosial.

"Program rumah aman, yang layak, ketika korban berada disitu tidak ada yang tahu. Dirumah aman ada ibu asuh dan pengamanan. Selama ini, ada beberapa korban yang kita tempatkan, disana ada tenaga kesehatan, tenaga psikolog dan pendamping yang responsif terhadap korban," kata dia.