Kebijakan Buruk, Perekonomian Aceh Terancam Macet

Taufik A Rahim. Foto: Dokumentasi pribadi.
Taufik A Rahim. Foto: Dokumentasi pribadi.

Pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh, Taufik A Rahim, mengatakan tahun ini perekonomian Aceh belum akan membaik. Padahal masyarakat saat ini merasakan kesulitan ekonomi yang cukup berat. 


“Semakin banyak orang miskin di Aceh akibat kebijakan ekonomi yang buruk,” kata Taufik, Selasa, 18 Januari 2022.

Salah satu yang memicu hal ini adalah tingkat pengangguran yang tinggi. Taufik memperkirakan jumlah pengangguran saat ini mencapai 1,3 juta orang. 

Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah lulusan perguruan tinggi. Di saat yang sama, terjadi inflasi sebesar 2,42 persen. Belum lagi kenaikan harga kebutuhan pokok yang tergolong gila-gilaan. 

Hal inilah yang mendorong terjadinya kemiskinan. Perputaran ekonomi berjalan sangat lamban. Pendapatan tidak meningkat. Pengeluaran semakin tinggi. 

Industri kecil, kata Taufik, juga harus menyesuaikan kondisi ini dengan mengurangi beban biaya produksi, termasuk dengan mengurangi jumlah tenaga kerja. Taufik mengatakan interaksi ekonomi tidak normal di Aceh. 

Pemerintah Aceh juga tidak menunjukkan keberpihakna kepada petani dan sektor pertanian. Para petani dipaksa untuk menjual komoditas dari kebun dan ladang mereka dengan harga rendah. 

“Kondisi ini sangat mengancam perekonomian karena pasar macet,” kata Taufik.