Kehadiran Pertashop Bisa Picu Konflik Masyarakat

Pertashop. Foto: Net.
Pertashop. Foto: Net.

Program Pertashop yang digagas Pertamina sebagai upaya memeratakan distribusi BBM hingga ke pelosok tak sepenuhnya bebas dari masalah. Salah satu pemicunya adalah pemilihan lokasi Pertashop yang terkesan asal-asalan.


Anggota Komisi VI DPR RI asal Aceh, Rafli, mengatakan potensi persaingan tidak sehat antara stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dengan Pertashop cukup besar untuk terjadi.

Hal itu disampaikan Rafli dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VI DPR RI dengan jajaran PT Pertamina dan anak perusahaannya di Senayan Jakarta, Senin lalu.

Dia mengakui keberadaan Pertashop merupakan upaya membuka akses energi bagi seluruh masyarakat yang jauh dari SPBU.

Namun niat baik itu akan berubah menjadi bom waktu ketika kemudian memicu persaingan tidak sehat akibat pelanggaran sejumlah rambu ketentuan yang terkesan sengaja dilakukan.

Legislator asal Aceh itu menambahkan, jarak antara SPBU dan Pertashop itu harus sesuai ketentuan. Di Aceh, lanjut Rafli, ditemukan SPBU dengan Pertashop yang berdekatan lokasinya.

Hal ini jelas bisa memicu konflik. Rafli pun mendesak pihak Pertamina Aceh tidak asal tunjuk titik lokasi.

“Apalagi ada indikasi praktik calo yang melibatkan oknum di internal Pertamina, yang dapat memuluskan rekomendasi dan izin dengan imbalan. Ini tidak boleh, dan jangan bermain-main tentang ini," kata dia.