Kemunculan Sejumlah Nama Cagub di Aceh Belum Bisa Dipetakan secara Riil

Ilustrasi. Foto: net.
Ilustrasi. Foto: net.

Pengamat politik Universitas Syiah Kuala (USK), Effendi Hasan, mengatakan bahwa dirinya belum bisa melihat nama-nama tokoh Aceh yang bakal bertarung sebagai Calon Gubernur (Cagub) Aceh pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.


"Ini belum bisa kita petakan secara riil, walaupun ada beberapa calon yang kita dengar, tapikan itu belum terlalu jelas," kata Effendi Hasan kepada Kantor Berita RMOLAceh, Kamis, 15 Desember 2022.

Effendi menjelaskan, hal itu belum terlihat lantaran banyak pihak tengah mempersiapkan pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti. Sehingga Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) dan Pemilihan legislatif (Pileg) belum terlalu menjadi fokus.

"Tapi kita belum memetakan itu, karena ini pemilu serentak jadi orang fokusnya ke pilpres dan pileg dulu, terkait pilkada orang belum fokus," ujar Effendi.

Hal inilah kata dia, yang menjadi kekurangan Pemilu serentak digelar. Seharusnya antara Pemilu dan Pilkada tersebut, dipisahkan dan diberikan jeda waktu. Sehingga persiapannya juga lebih baik.

"Inilah kekurangan Pemilu serentak. Saya pikir seharusnya antara Pemilu dengan Pilkada itu harus dipisah dengan waktu yang berbeda jadi ada jeda, sehingga tidak hilang fokus," jelasnya.

Menurut Effendi, berdasarkan pengalaman pada pemilu 2019 yang lalu, semua orang berfokus pada pemilihan Presiden. Sedangkan terkait pemilihan kepala daerah dan legislatif semua pihak tidak terlalu fokus.

Dia menyebutkan, seharusnya itu bisa menjadi suatu evaluasi. Bahkan dalam beberapa kali pertemuan, pihaknya juga kerap menyampaikan agar pemerintah mengevaluasi kebijakan tersebut.

"Dari pengalaman pemilu 2019 kemudian untuk 2024 adalah proses jeda dalam konteks untuk membuat Pilkada di tingkat lokal," ujarnya.

Effendi menyampaikan, kondisi ini tentu membuat persiapan dari partai politik maupun calon kepala daerah dan anggota legislatif bisa disiapkan lebih matang. 

Sebab, kata Effendi, dalam konteks demokrasi Indonesia untuk memilih pemimpin memang tidak ada jalan lain kecuali Pemilu dan Pilkada.

"Jadi ketika ingin memilih pemimpin kitakan harus punya satu proses yang matanglah," kata Effendi.