Kenali Gejala Kecemasan Sosial pada Anak

Ilustrasi. Foto: ist.
Ilustrasi. Foto: ist.

STRUKTUR sosial memiliki urutan derajat kelas sosial dalam masyarakat mulai yang terendah maupun tertinggi, dalam integritas sosial pembauran dalam masyrakat bisa dibentuk asimilasi, akulturasi, kerjasama maupun akomodasi. Di dalam masyarakat terdapat individu, kelompok maupun keluarga yang rentan dalam masalah gangguan kecemasan sosial termasuk anak.

Gangguan kecemasan sosial atau disebut fobia sosial adalah sesuatu kondisi rasa ketakutan akan situasi sosial yang melibatkan interaksi dengan orang lain. Hal ini diakibatkan perkembangan anak, dapat terjadi karena perpaduan beberapa jumlah faktor di antaranya:

Pertama, faktor keturunan yang menganggu fobia sosial cenderung terjadi secara turun-menurun di dalam keluarga. Namun tidak bisa dipastikan apakah hal itu disebabkan oleh faktor genetik atau cenderung merupakan sikap yang dipelajari berdasarkan pengalaman orang lain.

Kedua, faktor lingkungan yang menganggu kecemasan sosial  anak adalah salah satunya sikap yang di pelajari. Sikap ini dapat berkembang pada diri sesorang anak setelah melihat sikap cemas pada orang lain.

Ketiga, Struktur otak yang dapat memiliki respon rasa takut sangat mudah mempengaruhi oleh struktur otak anak yang bernama amygdala. Saat amygdala seorang anak terlalu aktif maka kecemasan dirinya sangat mudah dalam menghadapi situasi sosial, maka respon rasa takut dirinya sangat lebih besar.

Dengan beberapa faktor diatas maka risiko gangguan kecemasan kepada anak lebih tinggi berdasarkan pengalaman, genetik maupun kepribadian seseorang.  Ketika anak memiliki rasa kecemasan sosial lebih tinggi maka sangat mudah mempengaruhi dampak risiko pada perkembangan anak.

Risiko yang didapatkan oleh anak, ketika memiliki rasa kecemasan sosial lebih tinggi seperti persoalan perundungan/ trauma berlebihan.Mendapatkan sejarah si anak yang pernah dipermalukan oleh orang-orang sekitarnya, maka tumbuh kembang  anak sangatlah mudah terpengaruh. 

Di dalam keluarga anak ada juga memiliki rasa fobia sosial yang sama, rasa malu ketika berhubungan interaksi dengan seseorang maupun kepribadiannya yang mengidap diagnosis kecemasan seorang pemalu.  Perlu diingatkan kepada anak agar menjauhi sikap kecemasan sosial yang sangat  berdampak negatif  kepada dirinya sendiri.

Gejala kecemasan sosial adalah perasaan fobia sosial rasa ketakutan intens pada diri seseorang yang tidak akan hilang dan mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari yang berdampak pada rasa minimnya percaya diri, hubungan interaksi dengan orang-orang, baik  dilingkungan sekolah maupun didunia taman bermain anak.

Kenali gejala kecemasan sosial tersebut,seperti rasa takut ketika melakukan aktivitas sehari- hari dengan berjumpa dengan seseorang, serta melakukan percakapan dengan orang banyak. Biasanya menghindari kelayakan ramai dalam kegiatan sosial, makan bersama maupun di acara pesta keluarga. Kerap terjadi rasa khawatir yang berlebihan ketika berjumpa dengan orang-orang, baik seperti mempunyai gejala keringat dingin, gemetar,  tersipu malu maupun tampil tidak kompeten.

Ada juga berupa ketika mempunyai masalah anak takut dikritik, maka dirinya mempunyai gejala berkeringatan, memilki rasa percaya diri yang rendah, gemetar atau jantung berdebar-debar (palpitasi) dan mempunyai rasa panik berlebihan. Maka dari analisa semua gejala tersebut, anak memiliki diagnosis gangguan kecemasan sosial   maka dapat dicari tahu mengenai perasaan, perilaku, maupun gejala kecemasan lainnya terhadap situasi sosialnya.

Anak perlu melakukan terapi secara mandiri maupun ke psikiater secara profesional untuk mengetahui diagnosa yang tersandung pada dirinya mengenai pengobatan apa saja yang diperlukan.

Oleh sebab itu maka yang diperlukan dalam penerapan pemulihan kecemasan kepada anak dengan cara terapi perilaku kognitif sebagai bentuk psikoterapi yang telah terbukti efektif untuk mengatasi masalah seperti depresi, kecemasan, dan penyalahgunaan narkoba kepada psikiater. Dengan cara psikoterapi (pengobatan jiwa) untuk meningkatkan, sikap fleksibelilitas, rasa kebebasan serta rasa kebahagiaan dalam hidup anak di keluarga maupun di masyarakat, juga dengan cara psikososial, psikososial adalah relasi yang dinamis antara aspek psikologis dan sosial anak, terapi secara mandiri  dengan cara penguatan keluarga, libatkan anak setiap di masyarakat ketika dalam kegiatan perkumpulan dan pertemuan anak agar rasa kecemasan sosial anak berkurang, memberikan hak yang sama serta pendapat pada diri anak dengan Bahasa sederhana yang mampu dikelola oleh dirinya.

Cara mengoptimalkan dalam pemulihan gangguan kecemasan sosial anak dengan cara ubah pola hidupnya, mengubahlah rasa kepercayaan yang tidak realitis dengan rasional, jangan banyak berpikir yang negatif terhadap pendapat orang, teruslah percaya diri dengan kodrat atau fitrahnya manusia.

Mengubah dirinya dengan kebiasaan baru dengan meninggalkan kebiasaan buruk yang selama ini dilakukan oleh dirinya, maka ubah kebiasaan baik kepadanya, temukan hobi barunya yang bisa mengubah dirinya lebih baik seperti olahraga, musik maupun ketrampilan lainnya. Dengan pola tersebut anak yang mengidap gejala kecemasan sosial lebih menghabiskan waktu dengan aktivitas yang produktif maupun yang terbaik bagi tumbuh kembang anak.

| Penulis adalah pegiat sosial dan literasi dan alumni UIN AR-Raniry Banda Aceh.