Ketidakseimbangan Alam Picu Banjir Besar di Aceh

Razuardi Ibrahim. Foto: ist.
Razuardi Ibrahim. Foto: ist.

Razuardi Ibrahim, praktisi daerah aliran sungai, mengatakan saat ini beberapa sungai di Aceh tidak mampu menampung limpasan air hujan. Hal ini menyebabkan banjir di banyak daerah. 


Razuardi mengatakan yang terjadi di Aceh saat ini disebabkan oleh ketidakseimbangan. Untuk mencegah banjir, perlu keseimbangan antara jumlah air yang jatuh dari langit itu dengan air limpasan, air yang terserap tanah, dan air yang mengalami penguapan. 

"Itu rumus umumnya. Kalau memang dilimpasannya terlalu besar, berarti hambatannya tidak ada lagi. Jadi airnya terbuang semua," kata Razuardi Ibrahim kepada Kantor Berita RMOLAceh, Senin, 3 Januari 2022.

Razuardi mengatakan Aceh seharusnya memiliki sejumlah penahan air di darat. Penahan ini berfungsi untuk menghambat air menggenani kawasan-kawasan yang tidak seharusnya terjadi banjir, seperti kawasan permukiman. 

Saat ini, terjadi kerusakan di kawasan-kawasan yang seharusnya menampung air. Jumlah tutupan hutan berkurang. Demikian dengan kawasan belukar. Seharusnya Aceh mempertahankan hutan dan belukar sebagai sekat alami penahan banjir. 

"Sehingga air hujan tumpah ruah,” kata Razuardi. 

Badan Meteorologi dan Geofisika memperkirakan curah hujan masih akan terjadi dalam tiga hingga tujuh hari ke depan. Sementara badan otoritas kebencanaan menyatakan banjir semakin meluas di Aceh.