Ketimbang Recoki SBY, Hasto Disarankan Fokus Cari Harun Masikhu

Hasto Kristiyanto. Foto: RMOL.
Hasto Kristiyanto. Foto: RMOL.

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, diminta fokus pada kasus hukum yang menyeret nama partainya dibanding menjelek-jelekkan pemerintahan sebelumnya. Salah satunya adalah dengan menghadirkan Harun Masikhu, penyuap anggota Komisi Pemilihan Umum, yang berstatus buron.


"Jika merasa bersih dan punya tanggung jawab moral, Hasto mestinya fokus saja bagaimana menghadirkan Harus Masiku," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Senin, 25 Oktober 2021.

Pernyataan ini disampaikan Kamhar merespons pernyataan Hasto yang dinilai terlalu mengkritik pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan membandingkannya dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kamhar menilai hal itu arogan dan tidak berbasis data fakta ilmiah.

Kamhar juga menuding Hasto berbicara ngawur dan melecehkan kewarasan publik. Di sisi lain, saat menyerang SBY, Hasto dianggap mempertontonkan kedunguan yang nyata.

Hasto, kata Kamhar, tak perlu repot membandingkan keberhasilan SBY dan Jokowi. SBY, kata Kamhar, berhasil melunasi utang negara kepada IMF. Sementara Jokowi tercatat sebagai pengutang terbesar sepanjang sejarah Republik Indonesia.

SBY, kata Kamhar, menganggat jutaan tenaga honorer menjadi PNS. Sementara pemerintah sekarang hanya menebar janji. Bahkan SBY menaikkan gaji aparatur negara yang memberikan efek tular pada perekonomian.

“Sementara yang sekarang tidak demikian," kata Kamhar.

Nama Hasto Kristianto disebut-sebut dalam sejumlah persidangan kasus suap pergantian antarwaktu yang melibatkan Harun Masiku, sebagai penyuap, untuk menggantikan Riezky Aprilia sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam persidangan, pengacara PDIP Donny Tri Istiqomah menyebut Hasto mengetahui upaya pergantian ini. Terdakwa pemberi suap, Saeful Bahri, adalah staf Hasto. Bekas Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, yang menjadi terdakwa dalam kasus suap itu, berjanji membuka keterlibatan Hasto.