Ketua BKPRMI Aceh Kritik Peran BKM

Pelatihan BKPRMI di Aceh. Foto: Irfan Habibi.
Pelatihan BKPRMI di Aceh. Foto: Irfan Habibi.

Ketua umum Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia, Mulia Rahman, menilai banyak pengurus Badan Kesejahteraan Masjid tidak mampu merangkul potensi masyarakat. Padahal BKM adalah kekuatan dalam memakmurkan masjid. 


"BKM juga kerap mengesampingkan peran pemuda dan remaja masjid sebagai partner kerja dalam kemakmuran masjid," kata Mulia dalam acara Pelatihan dan Pembinaan Manajemen Masjid bagi BKM se-Aceh digagas oleh DSI Aceh, di Banda Aceh, Jumat, 12 Maret 2021.

Menurut Mulia, masjid merupakan suatu perusahaan dunia yang tidak akan pernah bangkrut. Karena masyarakat adalah investor utama yang siap menginvestasikan apapun. 

Mulia mengatakan masih ada pengurus BKM yang merasa mampu mengelola masjid, tetapi ilmu manajemen pengelolaan yang profesional dan kreatif tidak dimiliki. 

Selain itu, kata Mulia, masih ada pengurus BKM yang tidak mau menerima masukan dari masyarakat dalam memakmurkan masjid. Mereka bersikap seolah-olah masjid itu milik pribadi, bukan milik umat. 

Mulia mengatakan bahkan ada BKM daerah terlalu mengecilkan kiprah pemuda dan remaja masjid. Sehingga potensi dan kreatifitas anak muda tidak tersalurkan dengan baik. Bahkan, pemuda tidak diberi peran dalam menganggarkan dana untuk kegiatan remaja masjid. 

Beberapa BKM daerah, kata Mulia, masih kurang terbuka dalam mengelola manajemen masjid. Oleh karena itu, tidak adanya inovasi dan kreatifitas dalam memakmurkan masjid dan terkesan monoton. 

Menurut Mulia, masjid yang seharusnya memiliki fungsi yang sangat luas kini menjadi kerdil oleh pengurus BKM yang tidak paham pengelolaannya. "Tidak mau belajar dan berbenah serta mengaderkan kepada orang lain, dan banyak hal lainnya," kata Mulia. 

Oleh karena itu, kata Mulia, masalah-masalah tersebut harus dipecahkan. Setelah itu, program memakmurkan masjid akan berjalan mulus dan maksimal. 

Mulia hakul yakin semua pengurus BKM masjid pasti ikut pelatihan kemakmuran masjid. Namun, dalam pelaksanaanga menjadi sulit ketika berada di antara komunitas pengurus BKM lainnya yang tidak memiliki visi misi memakmurkan masjid.

Mulia mengatakan masjid di Aceh sudah melakukan gerakan dan perubahan dalam pola menajemen masjid. Maka hal itu harus diterapkan secara istikamah dan siap menjadi pelayan di rumah Allah.

"Tugas pelayan di rumah Allah adalah menjadikan rumah Allah makmur, maka Allah juga akan memakmurkan para hamba-hamba Allah tersebut," kata Mulia. 

Mulia juga berharap agar komisi VI DPRA yang membidangi pelaksanaan syariat Islam di Aceh, terus mengawal dan mendukung penuh program-program kemasjidan terutama dalam hal pengembangan SDM pengurus masjid.