Ketua JMSI Aceh Lantik Pengcab JMSI Banda Aceh dan Aceh Besar 

Prosesi pelantikan JMSI Banda Aceh dan Aceh Besar di Anjong Mon Mata, Banda Aceh. Foto: Fauzan/RMOLAceh.
Prosesi pelantikan JMSI Banda Aceh dan Aceh Besar di Anjong Mon Mata, Banda Aceh. Foto: Fauzan/RMOLAceh.

Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh, Hendro Saky resmi melantik Pengurus cabang (Pengcab) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Banda Aceh dan Aceh Besar periode 2022-2027. Pelantikan itu dilakukan di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, 12 November 2022.


"Salah satu mandat kita di pengurus JMSI Aceh itu adalah terverifikasi di Dewan Pers baik itu secara faktual ataupun adminstrasi," kata Hendro Saky.

Selain melantik, Hendro juga menyerahkan Pataka Bendera JMSI kepada masing-masing Ketua Pengcab. Kemudian Ketua Pengcab JMSI Aceh Besar dan Banda Aceh mengibarkan bendera tersebut.

Menurut Hendro, pengibaran bendera JMSI bukan sebuah hal formal tetapi salah satu buktinya bahwa JMSI sudah melebarkan sayap di Banda Aceh dan Aceh.

Hendro berharap di masa JMSI yang akan datang JMSI juga bisa melebarkan sayap di berbagai kabupaten kota lainnya di Aceh. Selain itu JMSI Aceh akan terus melakukan verifikasi terhadap perusahaan yang memang itu layak untuk bergabung.

"Sehingga nantinya kita bisa mendorong terbentuknya kepengurusan cabang di kabupaten kota lainnya," ujar Hendro.

Pelantikan Pengcab JMSI Banda Aceh dan Aceh Besar turut dihadiri Sekretaris Jenderal JMSI Pusat Eko Pamuji, Kadis Komunikasi, Informasi dan Persandian (Kominsa) Aceh, Marwan Nusuf dan pengurus JMSI Pusat lainnya seperti Akhiruddin Mahjuddin, serta sejumlah Pengprov JMSI yang datang dari berbagai daerah lain di Indonesia.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjend) JMSI Pusat, Eko Pamuji, menyebutkan pihaknya sepakat untuk membesarkan JMSI sehingga saat ini sudah terbentuk 31 provisi yang ada di Indonesia termasuk Provinsi Aceh.

Berikut nama-nama Pengcab JMSI Banda Aceh yang dilantik, Ketua, Suryadi (habadaily.com) Sekretaris, Saiful Anwar (Mediasatunews.com) dan Bendahara Sharilla Afrianti (habadaily.com) dan pengurus lainnya 

Sedangkan nama-nama Pengcab JMSI Aceh Besar yang dilantik yaitu, Ketua,  Naisabur (pojokaceh.com) Sekretaris, Iranda Novandi (halaman7.com) dan Bendahara, Azhari (kontrasaceh.net) dan sejumlah pengurus lainnya.

Sebelumnya, sebagai bentuk penghargaan kepada tokoh pers, Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) provinsi Aceh mengadakan Anugerah JMSI Aceh Award 2022 dan penghargaan jurnalistik kepada para wartawan. Malam Penganugerahan yang dilaksanakan di Anjong Mon Mata Banda Aceh, Jumat malam, 11 November 2022 berlangsung meriah.

Sebelum acara puncak Anugerah JMSI Aceh Award, tamu undangan terlebih dahulu penampilan tarian kreasi yang cukup memukau para undangan dan peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) JMSI, sehingga membuat malam acara berlangsung semarak. 

Seperti diketahui, Anugerah JMSI Aceh Award diberikan kepada kepada tokoh yang dianggap berjasa terhadap pers Indonesia. Selain itu, juga diberikan penghargaan kepada para juara karya tulis jurnalistik, foto maupun televisi yang berhasil menyabet juara.

Sejumlah tokoh hadir diantaranya Pj. Gubernur Aceh yang diwakili Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Perekonomian, Keuangan dan Pembangunan, Iskandar Syukri, wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Safaruddin, Anggota DPRA Hendriyono.

Selanjutnya, hadir mewakili Pangdam IM, mewakili Kapolda Aceh, mewakili Kajati Aceh dan sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA). Selain itu, hadir juga Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq, Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto dan sejumlah pejabat terkait.

Kegiatan malam Anugerah JMSI Aceh Award 2022 merupakan rangkaian dari Rakernas Ke-2 JMSI yang digelar di kota Banda Aceh. Para peserta yang terdiri dari ketua JMSI daerah  seluruh Indonesia dan sejumlah pengurus daerah, hadir dalam Rakernas yang digelar sejak tanggal 11-13 November tersebut.

Ketua JMSI Aceh Hendro Saky mengatakan Anugerah JMSI Aceh Award diberikan kepada tokoh yang berjasa terhadap pers. Pada malam tersebut juga, diberikan penghargaan jurnalistik karya tulis, jurnalis foto maupun televisi.

Salah satu alasan pemberian penghargaan terhadap insan pers, kata Hendro, karena di Aceh sendiri, ruang apresiasi terhadap kerja jurnalistik sangat minim. 

“Padahal jurnalis memberikan kerja yang luar biasa, seperti saat pandemi Covid-19 jurnalis berjibaku memberitakan. Setelah pandemi masuk lagi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Jadi jurnalis berkerja yang luar biasa,” katanya.

Dikatakan, penghargaan jurnalistik dimaksud, juga sebagai bentuk penyemangat kepada para wartawan untuk terus berkarya dan meningkatkan keahlian melalui karya tulis, foto maupun video bagi jurnalis televisi.

Sementara, Sekretaris Jenderal JMSI, Eko Pamuji mengatakan penghargaan jurnalistik itu sebagai bagian dari humanism. Karena, JMSI itu merupakan organisasi para pemilik media yang juga penting untuk memperhatikan sisi humanism.

“Di JMSI ini para tokoh-tokoh pemilik media. Mereka inilah sebenarnya yang bisa menggetarkan publik Indonesia. Untuk itu, media harus sehat baik dari sisi konten maupun medianya,”kata Eko.

Dia mengatakan, Award JMSI memiliki makna dan bukan hal sepele. Pemilik media bukan hanya sebagai pengelola, namun juga berkaitan dengan kemanusiaan. 

“Saya berharap kepada para teman-teman untuk melahirkan para jurnalis yang berkualitas,” ujarnya.

Sementara itu staf ahli Gubernur Aceh, Iskandar Syukri dalam arahannya memberikan apresiasi kepada JMSI Aceh atas penganugeraan tersebut. Dia menilai Anugerah JMSI Aceh Award sejalan dengan tujuan pemerintah Aceh. 

“Apalagi penghargaan JMSI berkaitan dengan kepariwisataan yang sejalan dengan visi dan misi pemerintah Aceh,” katanya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa Aceh saat ini sudah sangat kondusif setelah perjanjian damai antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tahun 2005 silam. Untuk itu, Aceh terbuka untuk investor.

“Aceh sangat terbuka saat ini kepada siapa saja, termasuk kepada investor yang ingin membangun Aceh menuju Aceh yang lebih maju dan sejahtera. Kami berharap media atau insan pers mau berperan, karena tanpa media sulit bagi pemerintah Aceh dalam mewujudkan pembangunan,”ujarnya.