Ketua KPK: Rapatkan Barisan Hadapi Tahun Politik Tanpa Korupsi

Ketua KPK RI Firli Bahuri dalam halal bihalal di Gedung Merah Putih (tengah). Foto: ist.
Ketua KPK RI Firli Bahuri dalam halal bihalal di Gedung Merah Putih (tengah). Foto: ist.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, mengingatkan jajarannya untuk merapatkan barisan dalam menghadapi tahun politik untuk melakukan pemberantasan korupsi agar tujuan negara tercapai. Yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.


Hal itu disampaikan oleh Firli dalam acara halal bihalal 1444 Hijriah bertajuk "Sucikan Hati Mengabdi untuk Negeri" yang dihadiri oleh pimpinan KPK, pimpinan Dewan Pengawas (Dewas) KPK, pejabat struktural, dan seluruh pegawai KPK di Aula Gedung Juang Merah Putih KPK, Selasa, 2 Mei 2023.

Firli mengatakan, kegiatan halal bihalal bukan sekadar ajang silaturahmi, apalagi tema yang dianggap memiliki makna yang filosofis.

"Tema Sucikan Hati Mengabdi untuk Negeri bukan sekadar tema, tetapi ini ada landasan dan filosofi. Landasannya diambil dari lagu Indonesia Raya yang selalu kita dengungkan, bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya," ujar Firli.

Artinya kata Firli, semua pihak harus membangun jiwa dan raga untuk Indonesia Raya, demi mencapai tujuan bersama, yakni membersihkan negeri dari praktik korupsi.

Untuk itu, Firli berpesan agar insan KPK bahu membahu dan terus semangat untuk mencapai tujuan negara. Mengingat, Indonesia memiliki dua tujuan utama yang dikejar untuk kemakmuran rakyat, yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, jika masih terjadi praktik korupsi, maka kesejahteraan masyarakat tidak akan pernah terjadi.

"Kita sama-sama sudah memilih ladang pengabdian kita, profesi kita, kerja keras, kerja cerdas, dalam rangka pemberantasan korupsi. Kita sudah memilih itu, karena itu segenap insan KPK, bekerja di KPK bukan sekadar profesi tapi jadikan ini ladang pengabdian, amal ibadah kita yang kita sumbangkan kepada negara kita," kata Firli.

Apalagi, Firli menambahkan, pada tahun 2023 KPK harus mengencangkan sabuk pertahanan dan mengencangkan barisan dalam menghadapi tahun politik Pemilu 2024.

"Pekerjaan kita masih sangat berat, apalagi tahun 2023 tentulah tantangan lebih hebat dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2023 ini tidak jauh berbeda dari pengalaman tahun 2018, lima tahu lalu. Karena itu, tidak ada jawaban, kecuali rapatkan barisan KPK," kata Firli.

KPK, kata Firli, juga diharapkan bisa membangun komitmen bersama dalam pemberantasan korupsi yang mengacu pada tugas pokok KPK yang diatur dalam UU 19/2019 tentang KPK.

"KPK bisa diibaratkan sebuah perahu besar, dan kita semua adalah penumpangnya. Dia memiliki tujuan yang sama yaitu memberantas korupsi. Namun tujuan itu sulit diwujudkan apabila kita masih berdamai dengan korupsi. Karena itu bekal saya, bekal untuk kita semua, mari kita sama-sama di dalam kapal besar KPK untuk mencapai tujuan dan tidak pernah ada kegaduhan di dalam kapalnya," kata Firli.

Firli memastikan, meskipun KPK akan mengalami pergantian pimpinan dan Dewas di akhir tahun nanti, tapi semangat pemberantasan korupsi tidak akan pernah padam.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Dewas KPK, Tumpak Hatorangan Panggabean di kesempatan yang sama. Tumpak mengatakan, meski momen halal bihalal menjadi halal bihalal terakhirnya di KPK, namun komitmen memerangi korupsi tidak akan pernah surut.

"Kurang lebih delapan bulan lagi, masih ada waktu bagi Dewas dan pimpinan untuk menyelesaikan tugasnya. Tentunya kita harus meninggalkan hal yang baik, kita harus meninggalkan legacy yang bisa dikenang oleh penerus kita yang berada di KPK. Oleh karena itu di waktu yang singkat ini mungkin bisa kita lebih tingkatkan kinerja kita sehingga benar-benar orang mengatakan bahwa kita telah berbuat untuk nusa dan bangsa dalam pemberantasan korupsi,” kata Tumpak.

Dalam acara ini, juga turut dihadiri oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar yang memberikan ceramah. Nasaruddin mengatakan, bahwa pekerjaan KPK selama ini adalah pekerjaan yang mulia. Sebab jika ditarik lebih dalam, KPK memiliki misi suci untuk pemberantasan korupsi.

"Semua daging yang tumbuh dari barang yang haram, tidak akan pernah mungkin dibersihkan kecuali menggunakan api neraka, tidak mungkin masuk surga. Dan dengan adanya pembersihan, berkat temuan yang dilakukan oleh KPK dan dihukum, maka itu Insya Allah kita anggap lunas. Maka semua perbuatan di sini kita anggap suci. Bukan sekadar untuk pekerjaan di dunia tapi dampaknya sampai di akhirat," kata Nasaruddin.

Di akhir acara, seluruh pimpinan KPK berkeliling untuk bersalaman dengan seluruh pegawai KPK yang berkesempatan hadir secara langsung.