Kondisi Situs Sejarah di Aceh Kian Memprihatinkan

Lokasi yang di duga makam kuno Aceh di area pembangunan IPAL Gampong Pande dan Gampong Jawa. Foto: Fakhrurrazi
Lokasi yang di duga makam kuno Aceh di area pembangunan IPAL Gampong Pande dan Gampong Jawa. Foto: Fakhrurrazi

Kondisi situs sejarah makam kuno di Makam Kuno di Gampong Pande dan Gampong Jawa, Banda Aceh sangat memprihatinkan. Bahkan, situs itu berada di area pembangunan Instalasi Pembuangan Akhir Limbah (IPAL) di kompleks Tempat Pembuangan Akhir (TPA).


Amatan Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu, 9 Oktober 2021. Area tersebut dikelilingi pagar beton berwarna putih setinggi dua meter. Pada salah satu sisi kanan beton area itu dalam keadaan ambruk.

Pada bagian depan lokasi itu terdapat pagar besi bercat merah tertutup rapat. Tidak ada aktivitas apapun disana, lokasi itu juga dipenuhi rerumputan panjang.

Salah satu kolam di area pembangunan IPAL.Foto: Fakhrurrazi

Sekitar dua meter dari bangunan itu, terletak sekitar 11 batu nisan berbagai bentuk dan ukuran. Delapan di antaranya masih utuh dan berukuran besar.

Batu-batu nisan itu tertata rapi di satu lokasi. Beberapa batu nisa itu juga dipasangkan kain berwarna kuning yang telah pudar. Sebagian nisan tersebut juga tampak terkikis akibat hantaman benda keras.

Salah satu bagian tembok beton yang ambruk. Foto: Fakhrurrazi

Lokasi tempat nisan itu juga dipenuhi rumput-rumput bahkan ada satu batu nisan yang telah tertutup tumbuhan liar disana. Area itu awalnya direncanakan untuk pembangunan IPAL.

Tak begitu jauh dari lokasi ini itu, terdapat beberapa kolam yang terbengkalai. Beberapa material seperti besi dan semen juga terlihat mulai rusak.

Selanjutnya di seberang kolam tersebut, juga terdapat beberapa bangunan dengan ukuran yang berbeda. Di lokasi yang sama, juga terdapat kolam lainnya dalam kondisi yang sama dan hanya dipenuhi genangan air.

Sebelumnya, Pemimpin Darud Donya, Cut Putri, mengirimkan surat kepada Pemimpin Turki, Recep Tayyib Erdogan. Tujuan agar pemimpin Negara Turki dapat membantu Aceh yang kini tengah berada dalam kondisi darurat.

Cut Putri mengatakan saat ini negeri Aceh sudah membutuhkan bantuan Turki, untuk membantu rakyat Aceh menyelamatkan khazanah dan warisan Islam Asia Tenggara di Aceh yang sedang kritis dan terancam dimusnahkan.

"Padahal mereka adalah pahlawan mulia penyebar Islam di Asia Tenggara. Mereka adalah nenek moyang Bangsa Aceh yang juga nenek moyang Bangsa Turki, dan berarti merupakan nenek moyang dari Yang Mulia saudara kami Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan,” kata Cut Putri.