Kopi Gayo Turun Kasta

Ilustrasi: Nanda
Ilustrasi: Nanda

KETUA AEKI, Armia, menyampaikan kopi Gayo saat ini menghadapi satu permasalahan besar: sulit menembus pasar Eropa. Menurut Armia, hal ini terjadi usai uji laboratorium yang mengungkap kopi Gayo mengandung zat gliifosat (Glyphosate) yang melewati ambang batas. 

Eropa hanya mentolerir ambang batas 0,1 persen kandungan glifosat. Padahal dalam  melakukan ekspor kopi ke Eropa banyak prasayarat yang harus dipenuhi. Salah satunya harus memenuhi ketentuan BPOM disana. Tidak ada tawar menawar, jika ditemukan zat Gliposat diatas 0,1 persen maka kopi Gayo tidak dapat masuk ke pasar Eropa. 

Amerika Serikat justru sebaliknya, tidak menggangap kandungan zat Gliposat berbahaya untuk kesehatan manusia. 

Soal penolakan kopi Gayo dipasar Eropa, hal ini sesungguhnya sudah lama terjadi, hanya saja  baru disampaikan saat ini. Banyak pertimbangan kenapa baru disampaikan saat ini, salah satu alasannya dikarenakan kandungan  Glifosat semakin tinggi  dalam kandung kopi Gayo. 

Setelah berdiskusi dengan banyak pihak, salah satu penyumbang kandungan zat Glifosat dalam kopi Gayo karena kebiasaan kita  yang ingin instan. Misalnya melakukan penyemprotan rumput disekitar tanaman Kopi Gayo dengan obat-0obatan yang sangat berbahaya kandungan kimianya. 

Salah satu syarat organik adalah tidak melakukan penyemprotan kopi Gayo dengan pestisida. Pertanyaannya kemudian adakah kopi Gayo yang tidak disemprot dengan bahan kimia?  Tentu saja ada, dimana sebagian Koperasi kopi sudah melakukan pembinaan yang sangat serius kepada anggotanya dengan melatih merawat kopi dengan cara "mulelang". 

Mulelang adalah budaya  petani kopi Gayo yang melakukan perawatan kopi dengan cara manual, menggunakan cangkul, parang dan alat tradisional lainnya. Cara ini memang tidak instan, bahkan  juga sangat melelahkan karena menguras tenaga.

Jika tradisi mulelang ini kembali diterapkan,  maka secara alami kandungan zat Glifosat dalam kandungan Kopi Gayo akan berkurang significan. Ini lah upaya yang harus di edukasi kepda petani, agar kopi Gayo (kembali)  diterima di pasar Eropa. 

Mau Kopi Gayo menjadi yang terbaik lagi? Maka kita kembalilah dengan cara-cara yang menjadi kearifan lokal bangsa Gayo. Bukan tudak boleh menggunakan alat modern,  tapi pastikan hal tersebut tidak merusak rasa dan kualitas (originalitas) kopi Gayo. 

Saya tidak bisa membayangkan jika pasar Amerika Serikat juga mengikuti langkah yang sama seperti Eropa, maka tamat sudah kedikdayaan dan kejayaan kopi Gayo.

Masih terkait Gilfosat, ada  kejadian menarik saat dilakukannya diskusi  “Masa Depan Kopi Gayo di Tengah Pandemi COVID-19”.  Kegiatan ini dilaksanakan di aula Pendopo Wakil Gubernur Aceh yang difasilitasi oleh Wakil Ketua DPRA Hendra Budian. Saat itu Armiya menjawab paparan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, yang bersikukuh bahwa kopi Gayo aman dari ambang batas kandungan zat Glifosat. 

Armiya lalu bertanya kepada Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh perihal laboratorium yang digunakan untuk menguji kandungan Glifosat. Mohon maaf, laboratorium yang digunakan untuk menguji Glifosat menggunakan laboratorium mana?

Seketika angsung dijawab oleh pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, menggunakan laboratorium yang ada di Surabaya, Jawa Timur.

Armia kembali menegaskan bahwa  (kami) eksportir kopi Gayo dalam menguji kandungan Glifosat menggunakan laboratorium yang ada di Inggris. Armia menyebutkan bahwa laboratorium disana dapat mendeteksi kandungan Gliposat sampai 0.001 persen.

Ruangan pun  hening sesaat. Ini menandakan soal uji kandung Glifosat para eksportir kopi Gayo sudah melangkah jauh kedepan. Karena mutu yang harus dipenuhi adalah mutu dan standar internasional, dengan prasyarat yang sangat ketat. 

Padahal, eksportir dan Koperasi kopi Gayo juga sudah mengusulkan kepada Pemerintah Aceh untuk membeli peralatan laboratorium khusus kopi yang modern dan berkelanjutan. Memang tidaklah murah, tapi jika kita ingin menyelamatkan kualitas kopi Gayo, maka laboratorium yang hebat ini harus dibuat. 

Apakah dengan pernyataan  Armiya soal kopi Gayo akan membuat citra kopi Gayo rusak? Bukankah kita harus mengatakan yang benar walaupun itu pahit. Hal seharusnya tidak disembunyikan. Bagaimanapun para eksportir kopi Gayo lah pihak yang langsung bersentuhan dengan pasar Eropa. Maka mereka mereka uang paling ptahu kejadian yang sudah lama ini.

Dari mana mereka yang bersikukuh kopi Gayo yang masih terbaik. Melakukan Ekspor tidak, uji laboratorium juga tidak, jadi apa standar terbaik itu? Jangan gunakan standar dukun. 

Padahal faktanya kopi Gayo saat ini tidak lagi  syarat untuk masuk ke pasar Eropa, walaupun persentase pangsa pasar kopi Gayo di Eropa relatif kecil jika di bandingkan dengan Amerika, hal ini bukan tidak mungkin Amerika juga akan mengambil langkah yang sama.

| Penulis adalah Direktur Ramung Institute.