Lautan Manusia Tolak Kudeta di Myanmar

Protes terhadap kudeta militer di Myanmar. Foto: RMOL.
Protes terhadap kudeta militer di Myanmar. Foto: RMOL.

Protes besar-besaran yang terjadi di Myanmar telah menarik perhatian para pengamat dan pakar politik dunia. Pendiri Eurasia Group, Ian Bremmer ikut membagikan video aksi protes yang dilakukan oleh ribuan warga Myanmar di Yangon.


Video berdurasi 45 detik itu menunjukkan jalan-jalan di Myanmar dipenuhi oleh lautan manusia yang menolak kudeta militer. Video tersebut dibagikan Bremmer dari unggahan seorang model dan aktris asal Myanmar, Hanna Yuri.

Lewat akun media sosialnya, Yuri aktif membagikan situasi terkini di Myanmar. Terbaru, ia mengunggah aksi protes yang dilakukan oleh warga Myanmar di Bagan pada Kamis, 18 Februari 2021. Bagan merupakan kota bersejarah yang termasuk ke dalam warisan UNESCO dan terletak di kawasan Mandalay.

Dalam foto-fotonya, terlihat warga mengenakan masker berbaris, memegang spanduk bergambar pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi dengan tulisan "Justice for Myanmar".

Mereka juga memegang papan berwarna biru menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membantu mereka. Pada hari yang sama, warga di Distrik Thayet, kawasan Magway membuat cahaya lampu membentuk tulisan "We Want Democracy".

Junta militer Myanmar juga melakukan sejumlah tindakan represif. Mereka mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap enam selebriti yang dituding mendorong unjuk rasa dan pemogokan massal pegawai negeri sipil.

Militer pada Rabu malam lalu mengumumkan bawa enam selebriti tersebut termasuk sutradara film, aktor dan penyanyi. Mereka berusaha ditangkap berdasarkan UU anti-penghasutan dan terancam hukuman dua tahun penjara.

"Sungguh menakjubkan melihat persatuan rakyat kami. Kekuatan rakyat harus kembali kepada rakyat," ujar seorang aktor, Lu Min dalam unggahan di halaman Facebook-nya.

Data dari Asosiasi Bantuan Tahanan Politik Myanmar pada Rabu menunjukkan, militer telah menangkap 495 orang sejak kudeta yang dilakukan pada awal Februari. Sebanyak 460 di antaranya masih ditahan. Penangkapan terjadi di tengah aksi unjuk rasa besar-besaran oleh warga yang menolak kudeta.

Dilaporkan Reuters, pasukan keamanan melepaskan tembakan dalam aksi unjuk rasa para pekerja kereta api di Mandalay. Para pekerja diketahui melakukan mogok massal dengan menghentikan kereta. Insiden tersebut membuat satu orang terluka.

Militer mengambil alih kekuasaan setelah menahan pemimpin Aung San Suu Kyi dan para pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Hal itu dilakukan setelah militer menuding pemilu yang dimenangkan oleh NLD pada November 2020 penuh kecurangan.