Lemang, Si Lonjong Primadona Berbuka Puasa

Pedagang lemang di kawasan Lamdingin, Banda Aceh. Foto: Fakhrurrazi.
Pedagang lemang di kawasan Lamdingin, Banda Aceh. Foto: Fakhrurrazi.

Lemang merupakan jajanan yang banyak ditemukan di beberapa daerah di Sumatera termasuk Aceh. Menikmati jajanan yang dimasak di dalam tabung bambu ini akan semakin nikmat jika disantap saat hangat.


Makanan ini sering dijumpai saat bulan puasa dan Idul Fitri. Di Aceh, meulumang (berlemang) sudah menjadi tradisi masyarakat. 

“Makanan ini tak pernah absen dalam kegiatan keagamaan dan hari-hari besar dalam budaya serta adat Aceh, apalagi di saat bulan puasa. Itu semua dilakukan semata-mata untuk peumulia jame (memuliakan tamu),” kata pemerhati sejarah dan budaya Aceh, Tarmizi Abdul Hamid alias Cek Midi, Ahad, 18 April 2021.

Walau lemang ini banyak terdapat di nusantara. Namun asal usulnya makanan yang berbahan baku ketan ini berasal dari negara Melayu. Di Serambi Mekkah sendiri, makanan ini merupakan pendatang, kemudian menetap dan menjadi makanan khas Aceh untuk jamuan istimewa Kesultanan Aceh pada masa itu.

Cek Midi mengatakan Aceh merupakan daerah peradaban dan pusat perdagangan dunia, terutama rempah-rempah. Kemudian, masing-masing pendatang ini membawa tradisi makanannya tersendiri untuk dikembangkan di Aceh.

"Banyak para pendatang yang notabenenya berdagang membawa kulinernya lalu menetap dan menikah dengan orang Aceh, sehingga makanan yang dibawanya tersebut menjadi milik orang Aceh," kata Cek Midi. 

Tarmizi mengibaratkan peristiwa itu seperti seorang penulis manuskrip. Seorang ulama Arab Saudi zaman dulu menulis manuskrip di Aceh dan menetap lama di Aceh hingga didaulat menjadi ulama Aceh. 

Kolektor manuskrip kuno ini mengatakan bahwa lemang ini adalah makanan raja-raja pada masa kesultanan. Ketika raja menerima tamu, maka lemang menjadi hidangan utama. Tidak hanya itu, di setiap acara keagamaan, lemang selalu hadir sebagai pelengkap dari sebuah kegiatan itu.

"Di samping juga ada makanan khas Aceh lainnya. Begitu juga dalam acara keagamaan," ujar Cek Midi.

Cek Midi mengatakan sebagai makanan yang lazim dijumpai di bulan Ramadan, lemang ini dibuat oleh orang-orang berpengalaman. Biasanya, resep membuat lemang di dapat secara turun menurun. 

Di samping itu, kata Cek Midi, kunci membuat lemang adalah sabar. Proses pembuatannya memerlukan ketelitian sehingga lemang yang dihasilkan benar-benar memiliki rasa yang lezat. 

Seorang yang membuat lemang tidak hanya memerlukan keahlian meramu bahan dengan tepat. Mereka juga harus mampu mengatur suhu bara api yang sebagian besar ditentukan dengan naluri si pembuat. 

“Pembakaran dan suhu bara yang tepat sangat memengaruhi tingkat kematangan dan kesempurnaan lemang,” kata Cek Midi. 

Cek Midi juga mengatakan lemang menjadi lebih istimewa jika si pembuat mampu memadukan makanan ini dengan rempah-rempah yang tepat. Karena di setiap rempah, terdapat khasiat yang diyakini bermanfaat penting bagi kesehatan tubuh. 

"Rempah-rempah yang tumbuh di Aceh bisa menjadi imun bagi tubuh. Banyak dedaunan menjadi bumbu masakan. Begitu juga dengan lemang, dibalut dengan daun pisang muda, itu semua ada khasiat dan filosifinya," kata Cek Midi.