Lima Tokoh Perjuangan Aceh Merdeka Terima Anugerah Gelar Kehormatan

Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haytar memberikan tanda gelar kehormatan kepada lima tokoh perjuangan Aceh yang diterima oleh masing-masing ahli waris. Foto: Ist.
Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haytar memberikan tanda gelar kehormatan kepada lima tokoh perjuangan Aceh yang diterima oleh masing-masing ahli waris. Foto: Ist.

Lima orang tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan hak-hak Aceh, mendapatkan anugerah gelar kehormatan. Anugerah tersebut diserahkan oleh Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia (PYM) Malik Mahmud Al-Haythar.


Empat orang dari penerima gelar tersebut merupakan tokoh pejuang di era awal pendeklarasian Aceh Merdeka (AM) oleh mendiang Hasan Muhammad di Tiro, pada tahun 1976 di Gunung Halimun, Pidie.

Mereka adalah almarhum Muchtar Yahya Hasbi, almarhum Zubir Mahmud, almarhum Tgk. Geuchik Umar Tiro, dan almarhum Tgk. Abdussamad Gadeng (Asghadi). Satu tokoh lainnya adalah ulama asal Beutong Ateuh, Nagan Raya, yaitu almarhum Tgk. Bantaqiah.

Almarhum Muchtar Yahya Hasbi merupakan Perdana Menteri pertama dalam kabinet AM pasca deklrarasi tahun 1976. Kepada beliau dianugerahi Gelar Kehormatan Sri Alam, yang diterima oleh istri almarhum, Ummi Azimar. 

Kemudian almarhum Zubir Mahmud, sosok ini juga merupakan angkatan pertama dalam kabinet AM, sebagai Menteri Sosial. Ia dianugerahi gelar Gelar Kehormatan Sri Alam, yang diterima oleh putra kandung almarhum, M. Iqbal.  

Selanjutnya almarhum Tgk. Geuchik Umar Tiro, dianugerahi Gelar Kehormatan Perkasa Alam. Sosok ini juga merupakan angkatan pertama AM pasca deklarasi, yang dipercayakan menjadi pengawal pribadi Hasan Muhammad di Tiro semasa bergerilya di Aceh. 

"Gelar kehormatan kepada Almarhum Tgk. Geuchik Umar Tiro diterima oleh Tgk. Ali Murtadha, cucu dari almarhum," kata Malik Mahmud dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 Desember 2022.

Tokoh lainnya, yaitu almarhum Tgk. Abdussamad Gadeng atau sering juga disapa Asghadi, dianugerahi Gelar Kehormatan Syah Alam atas jasanya semasa hidup. Ia adalah angkatan pertama AM yang ikut serta bersama Dr. Hasan Muhammad di Tiro saat Deklarasi di Gunung Halimun pada tahun 1976.

Gelar Kehormatan untuk almarhum Asghadi diterima langsung oleh putrinya, Riyanti Asghadi. Sedangkan Gelar Kehormatan Syaikhul Islam kepada Almarhum Tgk. Bantaqiah diterima langsung oleh putra tertuanya, Tgk. Malikul Azis. 

“Para tokoh perjuangan Aceh tersebut (yang dianugerahi gelar kehormatan) telah lama mendahului kita. Namun, jasa-jasa, dan perlakuan yang mereka terima, hingga meninggal sebagai syugada tidak akan pernah hilang dalam memori dan lembaran catatan sejarah Aceh,” katanya.

Pada  kesempatan itu, Wali Nanggroe mengajak seluruh yang berhadir untuk mengirimkan doa kepada seluruh penerima tanda anugerah kehormatan yang telah berpulang dan seluruh para syuhada Aceh.

“Semoga apa yang dilakukan para Almarhum semasa hidup dicatat sebagai amal ibadah di hadapan Allah SWT, dan mendapat mendapatkan balasan syurga. Aaminn ya rabbal alamin," ujarnya.

Malik Mahmud juga menambahkan, anugerah kehormatan kepada para almahum tentunya tidak sebanding dengan apa yang telah dikorbankan semasa hidup. 

Penganugerahan gelar kehormatan tersebut menurut Malik Mahmud harus menjadi penambah pengingat dan penguat kebersamaan bangsa Aceh di masa sekarang, dalam memperjuangkan apa yang telah diperjanjikan Pemerintah Republik Indonesia, sesuai MoU Helsinki tahun 2005.