Juru bicara Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) Aceh, Rahmad Djailani, meminta masyarakat tidak memilih presiden yang punya beban sejarah pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Karena akan berpotensi mengulang peristiwa masa lalu.
- Silaturahmi ke Rumah AHY, Anies Mengaku Dapat Wejangan dari SBY
- Moeldoko Tidak Sendirian Menggoyang Demokrat
- Lagi, KPK Periksa Safaruddin dan Anggota DPR Aceh
Baca Juga
"Kita berharap rakyat Aceh menentukan pilihannya pada calon-calon presiden yang tidak memiliki beban di masa lalu," kata Djailani, saat Konferensi pers tentang kriteria Capres 2024 di salah satu warung kopi di Banda Aceh, Jumat, 19 Mei 2023.
Menurut Djailani, masyarakat sudah sangat lelah menghadapi peristiwa dua dekade silam. Selain mengeluarkan biaya besar, juga menjadi trauma bagi masyarakat.
"Jadi harapan kita masyarakat Aceh bisa menentukan pilihannya terhadap capres pada Pilpres 2024 yang bagus," ujar dia.
Selain itu, kata dia, sejauh ini lembaganya juga belum menentukan nama pada salah satu capres. Karena pun proses resmi belum dimulai, hanya baru deklarasi partai politik.
Oleh karena itu, kata dia, jika memang sosok capres yang sudah ada, maka pihaknya akan merumuskan kembali. Kemudian baru menyodorkan sosok tersebut setelah proses administrasi mulai berjalan.
"Tentunya, bahwa calon pemimpin kedepan siapa pun dia adalah orang yang tidak pernah terlibat pelanggaran HAM dan memiliki komitmen terhadap penegakan hukum," sebut dia.
- Hasil Survei Moncer, Repnas Aceh Yakin Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran
- Ihwal Pilpres, Firli: Jangan Ganggu Saya dengan Isu Pencapresan
- Megawati Sindir Capres yang Kumpulkan Uang dengan Korupsi