Masyarakat Gayo Diapreasi karena Lestarikan Tradisi Budaya kepada Anak

Ketua TP PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, memberikan pembinaan dan penilaian desa kerajinan bordir Kerawang Gayo di Kampung Sere, Blangkejeren, Gayo Lues. Foto: Ist.
Ketua TP PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, memberikan pembinaan dan penilaian desa kerajinan bordir Kerawang Gayo di Kampung Sere, Blangkejeren, Gayo Lues. Foto: Ist.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh, Dyah Erti Idawati, mengepresiasi masyarakat Kabupaten Gayo Lues yang konsisten menurunkan budaya dan tradisi leluhur kepada anak-anak sedari usia dini. Hal itu terlihat dari komitmen para orang tua di daerah Seribu Bukit itu dalam mengajarkan anak-anak mereka sedari usia belia, untuk mengasah kemampuan menjahit kerawang khas Gayo Lues dan seni menari yakni Saman yang kini kian masyhur di kancah international. 


“Saya salut sekali melihat orang di sini (Gayo Lues), tentang cara mereka menjaga warisan leluhur dengan mengajarkan pada anak usia yang masih kecil untuk menjahit kerawang dan menari,” kata Dyah dalam kunjungan Tim Dekranasda Aceh dalam rangka pembinaan dan penilaian di Gampong Kerajinan, Kabupaten Gayo Lues, Sabtu, 14 Mei 2022.

Kegiatan itu dilaksanakan untuk menilai kesiapan kelompok pengrajin Binaan Dekranasda Gayo Lues, tepatnya di Desa Sere, Kecamatan Blang Kejeren, untuk mengikuti lomba tahunan Dekranasda Aceh.

Menurut Dyah, mengenalkan budaya pada anak sedari dini merupakan sebuah gerakan positif untuk tetap melestarikan budaya yang diturunkan dari leluhur. Seperti halnya seni Karawang Gayo dan tari Saman.

Dyah mengatakan budaya dari Kabupaten Gayo Lues juga memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan, mengingat permintaan pasar terhadap kerawang Gayo semakin meningkat.

Karena itu, potensi besar itu harus dimanfaatkan dan di optimalkan secara baik dengan produktivitas secara besar-besaran, dan tentunya dibarengi dengan inovasi, kualitas terbaik dan harga yang cukup terjangkau. “Kalau potensi ini tidak di kembangkan dengan baik, maka nanti budaya khas Gayo justru akan di kembangkan orang lain, dan akhirnya produk asli di sini akan tenggelam. Maka itu pengrajin harus lebih inovatif dengan mengikuti perkembangan trend sekarang,” ujar Dyah.

Sementara itu, Wakil Ketua Harian Dekranasda Gayo Lues Nurmasidah Rasyidin Porang, menyampaikan Kerawang Gayo memiliki corak dan motif yang memiliki nilai filosofis mendalam yang mencerminkan detak nadi masyarakat Gayo Lues.

Karena itu, Ia berharap melalui desa kerajinan Kampung Serai, diharapkan dapat merepresentasikan budaya Gayo Lues dengan terus melestarikan budaya melalui karya seni kerawang Gayo. “Dengan pembinaan dan penilaian ini diharapkan ke depan akan lebih mengembangkan kreativitas pengrajin, serta tentunya akan membuka lapangan kerja baru,” kata dia.