Melihat Lhok Kuala Daya lewat Kacamata Akademisi Darussalam

Akademisi USK di Lhok Kuala Daya. Foto: ist.
Akademisi USK di Lhok Kuala Daya. Foto: ist.

Empat akademisi Darussalam, Banda Aceh, Kamis (12/3) berkunjung ke Lhok Kuala Daya, Lamno, Aceh Jaya. Rombongan akademisi tersebut dipimpin oleh Sulaiman Tripa, dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK). 


Selain Sulaiman, ikut hadir dalam kunjungan itu, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry; Mukhlisuddin Ilyas, dosen STKIP BBG Banda Aceh dan Teuku Muttaqin Mansur, dari USK.

Menurut Sulaiman, tim ini sengaja turun ke Lhok Kuala Daya karena mendengar di wilayah ini masih terdapat kearifan laot yang masih dijaga oleh masyarakat, khususnya nelayan. Sulaiman dan rekan-rekan di USK, menaruh harapan besar agar kearifan ini terus dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus. 

“Pemerintah harus mendukung Panglima Laot Lhok menjaga, melindungi, membina dan melestarikannya. Apalagi peraturan perundang-undangan sudah jelas mengakui dan menghormati Panglima Laot dan wilayah kelolanya,” kata Sulaiman, doktor bidang kajian hukom adat laot ini, dalam keterangan tertulis, Kamis, 11 Maret 2021.

Selain soal adat laut, wisata bahari yang ramah lingkungan juga menarik di kawasan ini. Menurut Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad, perlu ada usaha untuk mengembangkan lokasi di sini. 

“Saya baru pulang dari Labuan Bajo, kawasan kita tidak kalah menarik dibandingkan pantai-pantai di luar sana,” kata Kamaruzzaman yang biasa dipanggil KBA. 

Kamaruzzaman berharap ada pihak yang akan memfasilitasi pengembangan wisata bahari di Kawasan ini.

Kunjungan akademisi Darussalam  didampingi langsung oleh Panglima Laot Lhok Keluang Daya, Pawang Sajali dan Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Aceh Tgk Azwar Anas. 

Pawang Sajali berharap Lhok Keluang Daya yang sudah dipimpinnya selama dua periode dapat terus dibantu pemerintah. 

“Kami di sini masih minim sarana dan prasarana untuk penunjang dalam melaut, seperti alat tangkap, boat, dan sarana pendukung lainnya. Kami juga butuh pemberdayaan ekonomi nelayan di sini,” kata Pawang Sajali.

Sementara Ketua KNTI Aceh Tgk Azwar menyatakan, setelah mendengarkan keluhan nelayan kawasan ini, berharap agar Pemerintah Aceh  dan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya benar-benar dapat membantu  mengimplementasinkan program pemberdayaan nelayan tradisional untuk kesejahteraan nelayan kecil di Lhok Keluang. 

“Di lhok ini, seluruh nelayan adalah nelayan tradisional. Mereka perlu dibina dan dikuatkan ekonominya,” kata Azwar.