Membahas Kesenjangan Internet Pulo Aceh di Ruang Bersama

Komunitas Common Room di Kampung Ciptagelar. Foto: ist.
Komunitas Common Room di Kampung Ciptagelar. Foto: ist.

Kesulitan masyarakat Pulo Aceh, Aceh Besar, dalam mengakses internet menjadi keresahan komunitas Commond Room. Padahal saat ini, internet menjadi sebuah kebutuhan, bukan sekadar pelengkap. 


“Sulit bagi masyarakat untuk berkomunikasi dan memanfaatkan teknologi tanpa ketersediaan jaringan internet di Pulo Aceh," ujar Mulyadi, salah satu pegiat internet di Aceh, dalam keterangan tertulis, Ahad, 24 Oktober 2021.

Keterbatasan akses internet di banyak daerah di Indonesia ini menjadi salah satu pembahasan dalam Workshop Rural ICT Camp 2021. Acara ini digelar Common Room di Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar. 

Ini adalah kampung adat yang berada di wilayah Kampung Sukamulya, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Workshop Rural ICT Camp 2021 Internet Komunitas bertema “Desa Bangkit Nusa Bangkit”.

Acara ini digelar sepanjang 18-23 Oktober 2021 dan dihadiri perwakilan dari Pulo Breuh, Aceh Besar; Kampung Ciptagelar, Jawa Barat; Kecamatan Ciracap, Jawa Barat; Ketemenggungan Bae, Kalimantan Barat; Bali Utara; Kampung Sukadana, Lombok Utara;  Polewali Mandar, Sulawesi Barat; Ambon, Maluku; dan Kampung Hobong, Sentani, (Papua).

Mulyadi datang ke acara itu bersama Firdaus. Mereka mengaku sangat mengapresiasi Common Room yang berinisiatif melaksanakan kegiatan ini. Mulyadi berharap sepulang dari acara itu, sejumlah pengetahuan yang didapat di Ciptagelar dapat diaplikasikan di gampong-gampong yang belum tersentuh jaringan internet. 

Mulyadi mengatakan sering memberikan masukan kepada pemerintah untuk membantu mengatasi kesenjangan digital di Pulo Aceh. Namun hingga saat ini, pemerintah tidak memiliki iktikad baik untuk membangun jaringan internet yang memadai. 

“Padahal hak atas informasi dan akses komunikasi merupakan prasyarat kemajuan,” kata Mulyadi.

Dengan bekerja sama dengan Common Room, Mulyadi berharap dapat berkalaborasi dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk mengatasi kesenjangan digital di Pulo Aceh. Karena masyarakat, kata Mulyadi, dapat memanfaatkan internet untuk meningkatkan pendapatan ekonomi mereka. 

Terutama di bidang wisata dan kelautan. Tanpa dukungan internet, kata Mulyadi, masyarakat sulit mengembangkan daerah mereka. 

“Semoga pembelajaran dan sharing pengalaman dengan berbagai komunitas di Indonesia ini bisa kami bawa pulang untuk membangun dan memajukan kampung kami, khususnya untuk menembus kesenjangan digital Pulo Aceh,” kata Mulyadi.