Membandingkan Para Capres

Ilustrasi. Foto: net
Ilustrasi. Foto: net

LAYAK disimpulkan Albert Einstein tidak terlalu keliru dalam menggagas teori kenisbian, sebab pada hakikatnya jagad raya memang serba nisbi. Meski menurut pendapat berbagai pihak 2024 masih lama, namun menurut pendapat berbagai pihak pula 2024 sudah tidak lama lagi akan tiba.

Maka wajar ada yang sudah sibuk mengajukan calon menjadi calon presiden (cacapres) untuk maju pada pemilihan presiden yang akan diselenggarakan pada tahun 2024.

Selama aturan main dalam bentuk Presidential Threshold masih dipertahankan oleh para pihak yang merasa diuntungkan, maka para calon-calon-presiden itu akan terseleksi dengan sendirinya.

Sehingga yang muncul hanya terbatas para cacapres yang mau dan mampu  memenuhi syarat-syarat Presidential Threshold.

Putra-putri Terbaik

Namun tidak ada salahnya demi mengisi waktu yang tersisa menjelang Pilpres 2024 mari kita simak bersama para putra-putri terbaik berdasar dua kriteria. Yaitu mereka yang potensial dapat memenuhi syarat Presidential Threshold dan mereka yang sulit memenuhi syarat Presidential Threshold kecuali ada parpol yang mau  mendukung.

Para cacapres yang dapat dianggap mampu memenuhi syarat-syarat terkandung di dalam Presidential Threshold, InsyaAllah adalah Prabowo Subiyanto, Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Kofifah Indar Parawansa, Sri Mulyani, Andika Perkasa, Moeldoko, Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Amien Rais, Jusuf Kalla.

Sementara InsyaAllah, para cacapres yang menghadapi kesulitan dalam memenuhi syarat-syarat Presidential Threshold apalagi jika dikaitkan dengan unsur keuangan  adalah Rizal Ramli, Faisal Bahri, Susi Pujiastuti, Gatot Nurmantyo, Hidayat Nur Wahid, Din Syamsuddin, Siti Musdah Mulia, Sandyawan Sumardi, dan Sudirman Said.

InsyaAllah

Para relawan yang berfungsi sebagai buzzer berbayar tidak perlu memubazirkan energi untuk repot menanggapi, sebab naskah saya mubazir ibarat anjing menggonggong khalifah tetap berlalu maka mustahil  berdaya mempengaruhi kebijakan penguasa.

Apalagi penggolongan cacapres di dalam naskah ini dibuat berdasar terawang subjektif fokus terbatas pada kriteria Presidential Threshold, sehingga tentu saja jauh dari kesempurnaan.

Sebab panggung politik Indonesia jauh lebih luar biasa multikompleks dan multidimensional, sehingga bukan saja sulit namun bahkan mustahil akurat diperhitungkan apalagi diprediksi ibarat kuantum metakosmos.

Apalagi hanya sebagai seorang insan rakyat jelata awam politik tanpa kepentingan kekuasaan, saya selalu mengucapkan InsyaAllah dalam menampilkan para putra-putri terbaik yang menurut pendapat saya layak menjadi cacapres 2024.

Mengingat kenyataan bahwa di atas langit masih ada langit, sertamerta secara kodrati di atas Presidential Threshold masih ada kekuasaan yang lebih berkuasa, maka adalah hukumnya wajib bahwa akhirnya kita semua termasuk para penguasa harus ikhlas menyerahkan segala sesuatu kepada Kehendak Yang Maha Kuasa. Amin.

| Penulis adalah pengamat politik dan budaya.