Menekan Kenaikan Harga Bahan Pokok

Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ilustrasi. Foto: Freepik.

ADA selisih waktu senjang sekitar 1,5 bulan lebih lambat untuk dapat mengetahui harga rata-rata bahan pokok di Indonesia. Lembaga yang mungkin masih melakukan kegiatan pelaporan hasil pengawasan perkembangan harga bahan pokok secara aktual periode waktu harian adalah RRI dan TVRI, selain Station Food Cipinang yang melaporkan perkembangan harga beras aktual harian.

Pemberlanjutan politik stabilisasi harga beras eceran untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan konsumen beras, maka harga beras kualitas premium menjadi yang masih relatif terkendali.

Perlakuan yang sama tersebut tidak dilakukan pemerintah pada harga daging ayam ras, telur ayam, daging sapi, minyak goreng curah dan kemasan premium, gula pasir, dan tepung terigu protein tinggi sekalipun dimungkinkan oleh Undang-undang Perdagangan.

Penggunaan rumus tani dan penetapan harga acuan gabah dan beras relatif dapat efektif digunakan oleh pemerintah untuk menekan kenaikan harga beras kualitas premium. Bulog sebagai pelaksana kegiatan operasi pasar beras atas permintaan kepala daerah, apabila harga beras eceran tingkat konsumen rumah tangga kualitas premium tinggi.

Sebaliknya Bulog diwajibkan oleh pemerintah untuk membeli gabah dan beras petani (melalui para pedagang pengumpul), apabila harga gabah dan beras lebih rendah dibandingkan harga jual rata-rata petani, namun petani yang menginginkan memperoleh harga yang lebih tinggi dan kapasitas Bulog yang terbatas untuk menyerap gabah dan beras, maka jumlah petani padi masih lebih banyak yang menjual gabah ke para pedagang pengumpul terdekat.

Dalam hal ini pemerintah tidak mengatur harga beras eceran produk tertentu, seperti harga beras berwarna merah dan hitam, serta beras ketan, maupun beras bermerk. Campur tangan dan ulur tangan dari pemerintah untuk menstabilisasi harga beras sebenarnya sudah jauh berkurang dibandingkan periode waktu terdahulu.

Berbagai kebijakan untuk mengkondisikan harga bahan pokok di Indonesia sudah jauh berkurang atas dinamika organisasi perdagangan dunia.

Penugasan pemerintah kepada Bulog, namun tidak selalu disertai pencairan PMN secara tepat waktu, kemudian menjadi bentuk pengorbanan dari Bulog dan sebagai tantangan untuk menjaga tingkat kesehatan keuangan maupun efektivitas penugasan lembaga.

Pengorbanan juga dialami oleh petani produsen padi berskala lahan sempit, yang menyesuaikan diri untuk memandang kegiatan berusahatani dalam memproduksi padi berkualitas premium sebagai pelaksanaan filosofi memberi makan pada manusia dan pakan ternak dibandingkan pilihan untuk mengutamakan meraih kesejahteraan rumah tangga.

Atas disain pembangunan tanaman padi berkualitas premium tersebut dan beratnya tingkat kesejahteraan petani padi berlahan sempit, maka luas lahan padi semakin banyak yang terkonversi menjadi lahan non pertanian.

Di samping itu, usaha ekstensifikasi lahan petani padi secara luas juga terkendala. 

| Peneliti Indef dan pengajar Universitas Mercu Buana.