Menimang Sosok Kabareskrim Baru

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada.

Bursa Kabareskrim baru, semakin menghangat belakangan ini. Sampai hari ini, saat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah lebih dari 3 minggu menjabat, nama Kabareskrim yang baru belum juga diumumkan.


Ini bisa dimaklumi, karena dalam masa 3 minggu menjabat sebagai Kapolri, Jenderal Listyo Sigit memiliki agenda kegiatan yang sangat amat padat.

Dimulai dari bersilahturahmi ke berbagai Ormas Islam.

Dilanjutkan melakukan inpeksi penegakan prokes bersama-sama dengan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ke Tanah Abang Jakarta Pusat dan ke Denpasar Bali.

Lalu, melakukan kunjungan kerja ke 2 Provinsi di Sulewesi, yaitu Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Sekembalinya ke Jakarta, Kapolri sudah ditunggu oleh kegiatan superpenting berikutnya yaitu menghadiri Rapim TNI-Polri dan membuka Rapim Polri.

Sementara keputusan akhir tentang siapa yang akan dipilih menjadi Kabareskrim, sepenuhnya ada di tangan Kapolri.

Tapi, Kapolri pun tidak serta merta bisa memutuskan sendiri.

Ia tetap harus mengkonsultasikan hal ini, atau tepatnya meminta arahan atau petunjuk Presiden, tentang rencana penunjukan Kabareskrim yang baru.

Sehingga, dalam beberapa hari ke depan, bisa jadi Kapolri pun sedang menunggu atau malah sudah diberitahu, nama yang direstui Presiden Joko Widodo.

Dalam memimpin organisasi sebesar dan sepenting Bareskrim, dibutuhkan sosok yang loyal dan bisa bekerjasama sepenuhnya dengan Kapolri.

Terutama bagaimana Bareskrim ikut mendukung sepenuhnya pelaksanaan program-program Pemerintah.

Artinya, Kabareskrim pun harus memiliki loyalitas tinggi pada Pemerintah, dan tidak bisa disetir oleh pihak lain di luar Presiden dan Kapolri.

Memangnya ada yang tidak loyal?

Mungkin ada, dan mungkin tidak.

Loyalitas yang dimaksud adalah tidak berstandar ganda, di mana posisi atau perintah Kapolri bisa ditimpa dan jadi tumpang tindih dengan adanya perintah dari luar eksternal Polri.

Dalam hal ini, siapapun Kabareskrim baru, tidak tergantung dengan dia angkatan berapa.

Tidak tergantung dengan senior, teman seangkatan, atau juniornya Kapolri.

Kalau soal senior, sejumlah posisi penting dalam Polri, sampai saat ini sudah dipegang oleh senior Kapolri.

Terutama posisi Wakapolri, yang dijabat oleh Komjen Gatot Eddy Pramono (angkatan 1988).

Kapolri tidak perlu dibebani dengan keharusan memberi posisi Kabareskrim kepada seniornya.

Yang paling bijaksana adalah memberikan posisi Kabareskrim kepada perwira tinggi Polri yang cakap, profesional, berintegritas, dan berpengalaman di dunia reserse.

Dan di atas semua itu, yang punya loyalitas tinggi.

Kepada anak buah yang mana, Kapolri bisa merasa nyaman untuk bekerjasama, pilihlah orang yang seperti ini menjadi Kabareskrim yang baru.

Walau bukan senior.

Teman seangkatan semisalnya, why not?

Yang bekerjasama di hari-hari mendatang kan pejabat Kabareskrim dengan Kapolri. Bukan orang orang di luar Polri.

Jadi, silakan.

Monggo Bapak Kapolri, pilihlah Kabareskrim yang terbaik.

Salam Presisi!