Ketegangan Cina dan Taiwan yang terus berlanjut, dikhawatirkan akan meningkat menjadi perang di kawasan Indo-Pasifik.
- Polisi Tangkap Pelaku Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur di Bener Meriah
- Kacabdin Minta Pemenang Lomba Guru Berprestasi Tampil Optimal di Provinsi
- Kejari Banda Aceh Juga Tetapkan Bendahara Panitia Tsunami Cup 2017
Baca Juga
Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, mengingatkan dampak perang tersebut. Dia menyebut sebagai konsekuensi “bencana” dari konflik Indo-Pasifik bagi Australia dan negara-negara lain di kawasan Asia-Pasifik.
“Di wilayah saya, di mana persaingan geopolitik semakin ketat, kita harus memastikan bahwa persaingan tidak meningkat menjadi konflik,” kata Wong, di Sidang Umum PBB, kemarin.
Menurut Wong, jika konflik pecah di Indo-Pasifik, akan menjadi bencana besar bagi rakyatnya. Sehingga kemakmuran akan ikut berimbas.
"Dan dengan sentralitas Indo-Pasifik untuk kemakmuran dan keamanan global, biayanya akan jauh melampaui wilayah kita dan menjangkau setiap kehidupan," kata dia, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL.
Selain membahas dampak konflik bencana di Indo-Pasifik terhadap Australia dan negara-negara Asia-Pasifik lainnya, Wong juga mengutuk invasi Rusia di Ukraina. Dia juga telah meminta negara-negara besar, termasuk China untuk berperan menghentikan konflik.
"Serangan Rusia ke Ukraina adalah serangan terhadap semua negara kecil," katanya."Jadi sangat penting bagi negara-negara yang memainkan peran utama dalam forum internasional, dan negara-negara yang berpengaruh di Rusia, untuk mengerahkan pengaruh mereka untuk mengakhiri perang ini."
"Dalam pengejaran ini, dunia melihat ke China, kekuatan besar, Anggota Tetap Dewan Keamanan, dengan kemitraan tanpa batas dengan Rusia," kata dia.
Pidatonya mengikuti pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Kamis, menandai kedua kalinya pasangan itu berbicara sejak pemilihan Australia.
- Jerman Kekurangan Tenaga Kerja Terampil
- Al Quran Dibakar dan Dibuang di Depan Masjid Jerman
- Februari 2023, Wisman dari Malaysia dan Jerman Paling Ramai Berkunjung ke Aceh