Merasa Tak Nyaman Lagi, Pengguna Twitter Beralih ke Mastodon

Mastodon. Foto: net.
Mastodon. Foto: net.

Beberapa pengguna Twitter yang merasa tidak nyaman lagi setelah aplikasi tersebut mengalami pembaruan di bawah Elon Musk, memilih aplikasi lain sebagai alternatif. Salah satu pilihan mereka adalah Mastodon. 


Sejak milyuner pemilik Tesla itu mengambil alih Twitter dan menerapkan pembaruan termasuk memantau postingan yang kurang nyaman dan biaya delapan dolar untuk akun centang biru, para pengguna berduyun-duyun memilih Mastodon. Dalam seminggu terakhir, sekitar 230.000 pengguna 'kabur' ke jejaring sosial ini. Platform ini termasuk baru, dengan jumlah pengguna yang hanya 655.000. 

Ryan Wilding, yang menjalankan server Mastodon. UK melalui perusahaannya Superior Networks, mengatakan lebih dari 6.000 anggota baru dalam 24 jam yang minta dikonfirmasi. 

Sekilas, Mastodon tidak berbeda dengan Twitter. Jika pengguna Twitter menyebut postingan mereka dengan 'tweet' atau 'cuit' maka pengguna Mastodon menyebutnya 'toots'.  Setiap toots bisa dibalas, disukai, dan diposting ulang. Para pengguna juga bisa saling mengikuti.

Beberapa orang mengaku agak bingung saat mendaftar ke aplikasi tersebut, yang memang berbeda. Hal pertama yang harus dilakukan saat mendaftar adalah memilih server.

Server yang dipilih nanti akan menjadi bagian dari nama pengguna. Misalnya, nama pengguna adalah zsk dan memilih server Inggris, maka nama pengguna akan menjadi: @[email protected]. 

Jika pengguna berada di server yang sama, pengguna dapat mencari seseorang hanya menggunakan nama orang tersebut, tetapi jika mereka berada di server yang berbeda, pengguna perlu alamat lengkapnya.

Pengguna juga bisa melakukan pencarian lewat hastag. Pengguna juga  boleh mempromosikan produknya.

Jejaring sosial kian marak. Pendiri asli Twitter, Jack Dorsey, saat ini sedang mengerjakan jaringan baru bernama BlueSky.