Minyak Goreng Melejit, Penjual Nasi Ayam Menjerit

Maimun, penjual nasi ayam. Foto: Muhammad Fahmi
Maimun, penjual nasi ayam. Foto: Muhammad Fahmi

Maimun, pedagang nasi ayam geprek di Banda Aceh, mengeluh naiknya harga minyak goreng sejak dua pekan terakhir. Pemerintah harus bertindak dan bisa mengendalikan harga agar lebih stabil. 


"Kalau dihitung-hitung sangat berdampak dan terasa bagi pedagang kecil. Agak terasa berat," kata Maimun kepada Kantor Berita RMOLAceh, Rabu, 27 Oktober 2021.

Maimun menyebutkan kenaikan harga sangat terasa karena kenaikan tiba-tiba. Sebelumnya, harga cukup rendah. "Kami pedagang kecil ini bahkan sangat terkejut, kok bisa segini kenaikan harganya," kata Maimun.

Mau tidak mau, kata Maimun, meski harga beegitu tinggi harus tetap dibeli. Karena kalau tidak dibeli, otomatis usaha tutup. "Mau kita cari yang lebih murah tidak ada, semua naik," kata Maimun.

Maimun berharap pemerintah harus lebih memperhatikan kenaikan harga minyak. Supaya pedagang bisa menyusuaikan jualannya. 

"Kalau bisa lebih murah dan stabil kembali, tidak sangat berat bagi sekarang ini," kata dia.

Dia mengaku sebelum kenaikan harga minyak dirinya memakai minyak curah untuk masakannya. Kini, dia memakai minyak dalam kemasan alias bermerek. 

Selain lebih higenis, kata dia, harganya tidak jauh berbeda. Menurut dia, minyak dalam kemasan lebih tahan lama dari pada minyak goreng curah.

Maimun mengatakan pemakaian minyak goreng untuk usaha menghabiskan 6 kilogram per hari. Kalau dikalikan minyak goreng dalam kemasan itu harganya Rp 33.000-35.000 per 2 liter. Untuk minyak curah harganya Rp 19.000 per kilogram, dulu sekitar Rp 11.500 per kilogram. Sepadanlah dengan yang kita dapat," kata Maimun.

Maimun mengaku mencari akal menghadapi kondisi demikian. Karena tidak hanya harga minyak goreng saja yang naik, harga ayam juga naik. 

"Sekarang per potong untuk ukuran besar harga Rp 55.000-60.000, dan untuk yang ukuran sedang Rp 45.000-50.000 per potongnya," kata Maimun. 

Maimun mengatakan kenaikan bahan baku usaha nya itu sangat terasa terhadap penjualan. Bahkan, harga cabai, telur ayam, juga naik. 

"Cabai dari harga Rp 30.000 per kilogram, sekarang naik menjadi Rp 45.000 per kilogram," kata Maimun.