Muhammad Nazar Dipecat, Partai SIRA Dianggap Tidak Dewasa Dalam Berpolitik

Muhammad Nazar. Foto: RG.
Muhammad Nazar. Foto: RG.

Pengamat politik Universitas Malikulsaleh, Teuku Kemal Fasya, menilai memecatan Muhammad Nazar dari jabatan sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai SIRA merupakan etika buruk dalam berpolitik. Dia menyayangkan pemecatan tersebut. 


"Tentu agak aneh yang kemudian ikut berdarah-darah membesarkan Partai SIRA malah didepak," kata Kemal Fasya kepada Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu, 16 April 2022.   

Kemal Fasya mengatakan model pola pemecatan seperti ini menjadi adalah wujud ketidakmampuan elit partai politik berkomunikasi dengan orang yang dituakan sebagai pendiri dan membesarkan Partai SIRA. 

Pemecatan ini juga bakal berdampak buruk bagi Partai SIRA. Kemal mengatakan publik akan menilai partai ini tidak cukup dewasa dalam mengelola perbedaan pendapat di internal partai. 

Kemal Fasya juga menilai pemecatan Nazar menimbulkan kerugian dan memunculkan ketidakstabilan terhadap Partai SIRA. Bagaimana pun, kata dia, Muhammad Nazar menjadi ikon dari partai tersebut. Ditambah lagi, konflik ini terjadi menjelang Pemilu 2024. 

"Maka itu, Partai SIRA belum cukup matang dalam demokrasi dan pengelola dalam perbedaan pendapat. Sehingga mengambil dengan cara mereka dengan memecat secara langsung," kata Kemal Fasya.