Museum Tsunami, Wisata Pilihan Keluarga untuk Liburan Awal Tahun

Wisatawan dari daerah hingga nasional berkunjung ke Meseum Tsunami Aceh saat sambut awal tahun 2023. Foto: Helena Sari/RMOLAceh.
Wisatawan dari daerah hingga nasional berkunjung ke Meseum Tsunami Aceh saat sambut awal tahun 2023. Foto: Helena Sari/RMOLAceh.

LAMPU dimatikan, semua terdiam fokus menatap layar lebar, layar itu berisi dokumenter bencana tsunami tahun 2004 melanda Aceh. Beberapa penonton mendesis merinding, beberapa takut dan beberapa menyebut nama Allah dengan suara kecil. 


Pertunjukan itu disaksikan di Museum Tsunami Banda Aceh, salah satu wisata sejarah yang tetap eksis sejak pertama kali dibangun hingga saat ini. 

"Nah, sudah tau kan gimana tsunami. Itulah dia bencana yang dulunya terjadi di Aceh," kata Pahlevi, wisatawan asal Medan kepada sang anak yang ia bawa untuk berwisata sejarah awal tahun baru.  

Pahlevi sendiri merupakan warga asal Medan yang tertarik dengan destinasi wisata Aceh, saban tahun terutama saat libur sekolah, ia akan membawa keluarga berkunjung menikmati wisatI Aceh, terutama mengunjungi museum Aceh. 

"Museum tsunami, juga dikenal dengan wisata edukasi kebencanaan yang dapat dinikmati oleh generasi lanjutan. tidak salah jika saya membawa anak-anak kemari, mereka bisa banyak belajar," ujar Pahlevi, Ahad, 1 Januari 2023. 

Saat memasuki area Museum Tsunami,  pengunjung memasuki suasana dengan percikan air bersambut dengan suara kenangan di lorong kelam, teriakan sahutan gumuruh air ombak hingga kalimat “lailahaillah” sayup terdengar di sepanjang perjalanan hingga akhirnya secercah cahaya di ujung sana terlewati. Seperti ini kelamnya keadaan saat tsunami belasan tahun lalu terjadi. 

Wisatawan seolah akan dikembalikan pada portal masa lalu saat gelombang besar merampas kebahagiaan masyarakat Aceh. 

 

Selanjutnya, pengunjung akan dibawa pada destinasi sumur doa, sebuah tempat berisi lantunan ayat suci Al-Quran dengan dinding terdapat ratusan ribu nama-nama para syuhada yang jadi korban gempa tsunami Aceh. 

Banyak pengunjung berdoa dan melihat nama-nama para korban, lalu pengunjung beranjak pada lorong kebingungan, di mana lorong ini dibuat agar wisatawan kembali ke portal masa lalu saat masyarakat Aceh bingung dengan bencana tsunami. 

Lalu, para wisatawan akan keluar pada jembatan yang di atasnya berisi banyak bendera dari negara pembantu Aceh masa tsunami. Banyak pengunjung yang berswafoto di sana. 

Lagi-lagi pengunjung akan dibuat haru oleh dokumenter, barang-barang peninggalan, hingga properti saksi bisu tsunami lainnya. 

"Kita bisa banyak belajar dari Museum Tsunami ini, Aceh dulunya dilanda konflik, kemudian tsunami setelahnya corona,” kata Genta, wisatawan dari Jambi. “Di sini banyak kali lita lihat bagaimana Aceh terus menerus dihadapi bencana namun tetap bisa bangkit seperti saat ini, saya pikir sangat cocok meseum tsunami dijadikan pilihan untuk liburan awal tahun.

Menuju Lokasi

Museum Tsunami Aceh terletak di Kota Banda Aceh, bangunan yang diresmikan pada tahun 2008 oleh bekas Presiden Republik Indonesia Sosilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini terletak sangat strategis di pusat ibu kota Aceh. 

Terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda dekat Simpang dan bersebrangan dengan Lapangan Blang Padang. Wisatawan dapat menggunakan alat transportasi gratis Transkoetaradja saat ingin mengunjungi museum.  

Untuk memasuki area, tiket dibandrol sebesar Rp 5 ribu khusus dewasa dan Rp 3 ribu untuk anak-anak. Terdapat pula berbagai jenis kuliner yang dijajakan baik diluar maupun didalam meseum. 

Meskipun dikenal dengan wisata sejarah, Museum Tsunami Aceh sebagai tempat edukasi mitigasi bencana bagi seluruh masyarakat Aceh. Hal ini dibenarkan oleh Kepala UPTD Meseum Tsunami, Syahputra Azwar.

Menurut dia, Museum Tsunami Aceh memang didekasikan sebagai tempat wisata. Namun terselib mitigasi bencana.  

"Aceh merupakan kawasan darurat bencana alam, kita bekerjasama untuk terus mengedukasi masyarakat. Baik di Aceh maupun seluruh Indonesia hingga mancanegara,” kata dia.

Pemerintah, kata dia, terus berupaya memberikan edukasi agar masyarakat memahami mitigasi bencana mandiri. Salah satunya melalui pameran yang kita tampilkan di Museum Tsunami Aceh. 

Saat ini, Museum Tsunami juga sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung agar pengunjung dapat terus menyaksikan sejarah kelam. Misalnya, seperti pameran foto serta video simulasi bagaimana tsunami terjadi.