Nasdem Anggap Ambang Batas Presiden Batasi Jumlah Kandidat

Wakil ketua fraksi Partai Nasdem DPR RI, Willy Aditya. Foto: is
Wakil ketua fraksi Partai Nasdem DPR RI, Willy Aditya. Foto: is

Wakil Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI, Willy Aditya, mengatakan pemilihan pilpres pada 2024 masih dinamis. Sehingga belum tepat untuk memberi jawaban berapa pasangan calon yang ideal tampil di pesta demokrasi lima tahunan tersebut.


"Tak bisa kita mengidealisasi secara fair terhadap suatu hal yang dinamis. Kita kan enggak tahu komposisinya seperti apa,” kata Willy seperti yang dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Senin, 7 Juni 2021. 

Menurut Willy, pemilihan presiden pada 2019 yang lalu menjadi bahan evaluasi bersama seluruh partai politik menuju 2024 mendatang. Agar tidak terjadi polarisasi dan perpecahan dengan mengusung dua pasangan calon. 

Menurut Willy, potensi benturan jika pilpres hanya menyodorkan dua kandidat sangat besar. Hal ini menyebabkan ruang kepemimpinan tidak terbuka. 

Willy mengatakan Indonesia tidak memiliki ruang aktualisasi yang lebar untuk para calon presiden dan wakil presiden. Karena ada ambang batas presiden atau presidential threshold yang harus dipenuhi untuk bisa tampil sebagai calon. 

“Terlalu sempit untuk ruang capres kita ya, ruangnya ya ketum partai, cuma menteri, cuma kepala daerah, sementara kader-kader bangsa atau tokoh bangsa lainnya tidak punya panggung,” kata Willy.

Atas dasar itulah, kata dia, Nasdem menawarkan model konvensi kepada seluruh partai agar para tokoh bangsa yang dinilai mumpuni untuk menjadi calon presiden potensial bisa didukung bersama.

Willy mengatakan konvensi menjadi instrumen dari setiap partai itu menjadi cukup terbuka. Ia mencontohkan kemunculan sosok Barack Obama pada pemilihan presiden Amerika Serikat. Obama tidak akan muncul ke permukaan tanpa konvensi karena dia tidak menjabat sebagai ketua atau pengurus partai.