Partai Aceh Tak Persoalkan Sistem Proporsional Tertutup di Pemilu 2024

Juru Bicara Partai Aceh (PA), Nurzahri (kiri) dan Ketua Umum PA, Mualem (tengah). Foto: RMOLAceh.
Juru Bicara Partai Aceh (PA), Nurzahri (kiri) dan Ketua Umum PA, Mualem (tengah). Foto: RMOLAceh.

Juru Bicara Partai Aceh (PA), Nurzahri, tak mengambil pusing peluang Pemilihan Legislatif (Pileg) dilakukan secara sistem proporsional tertutup di Pemilu 2024 mendatang. 


"Bagi Partai Aceh tidak ada masalah, kalau kita sendirikan mau sistem (proporsional) terbuka maupun sistem tertutup kita siap menjalaninya," ujar Nurzahri kepada Kantor Berita RMOLAceh, Rabu, 4 Januari 2023. 

Menurut Nurzahri, partai besutan Muzakir Manaf alias Mualem itu sudah menyiapkan strategi jikapun sistem proporsional tertutup tersebut kembali dilaksanakan pada pesta demokrasi lima tahunan itu. 

"Kalaupun itu terjadi kita Partai Aceh sudah punya strategi terhadap kedua sistem itu apabila diterapkan," kata dia. 

Nurzahri menjelaskan, Pemilu dengan menerapkan sistem proporsional tertutup dan proporsional terbuka tentu saja memiliki kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaannya. 

Dimana sistem proporsional terbuka yang selama ini dijalankan, sisi positifnya rakyat akan langsung memilih calon legislatif (caleg) dan popularitas caleg biasanya melebihi partai. 

"Sedangkan proporsional tertutup dengan memilih partai dan partai yang kemudian akan menentukan siapa anggota yang duduk di legislatif," jelasnya. 

Dia mengatakan, kondisi ini yang kemudian mendapat penolakan dari fraksi-fraksi DPR RI kecuali fraksi PDI Perjuangan. Bahkan sistem proporsional tertutup ini juga sudah di gugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). 

"Tentunya apapun keputusan dari MK harus diikuti oleh KPU begitu juga partai politik. Walaupun ada fenomena penolakan oleh seluruh fraksi yang ada di DPR RI terkecuali PDIP," ujar dia. 

Dia menyebutkan, kelebihan sistem proporsional tertutup ini, partai lebih leluasa dan akan bisa memastikan kader-kader yang terkirim sebagai wakil rakyat itu adalah kader-kader terbaik partai. 

Walaupun satu sisi kader-kader partai yang sudah berjuang dan terbaik di partai itu belum tentu punya peluang yang cukup bila dibandingkan dengan kader-kader lain yang menggunakan celah-celah yang kurang baik di dalam pemilu seperti money politic, dan lain-lain. 

"Walaupun sisi negatifnya kader-kader tersebut kurang dekat dengan rakyat sendiri. Jadi ada plus minus-nya lah," kata Nurzahri.