Realitas partai politik di Indonesia selalu menggemakan sistem demokratis tetapi lupa menerapkan demokratisasi di internal partai.
- Rizal Ramli Dikebumikan di TPU Jeruk Purut
- Rizal Ramli dan Kemerdekaan Ekonomi
- Kabar Duka, Rizal Ramli Tutup Usia
Baca Juga
"Sejak dulu kita selalu memperjuangkan demokratisasi dalam konteks negara dan masyarakat. Tapi kita lupa memperjuangkan demokratisasi internal partai," ujar ekonom senior Rizal Ramli seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Ahad, 7 Maret 2021.
Rizal menyebutkan bahwa saat ini tidak sedikit partai politik di Indonesia yang dikelola laksana partai milik keluarga. Belum lagi, kata dia, juga eksistensi dari pengaruh oligarki di tubuh partai politik.
Oligarki itu diperkuat dengan aturan ketum bisa recall anggota DPR karena harusnya yang recall adalah pemilih. Partai keluarga sulit untuk mendapatkan loyalitas tanpa fulus. Quo vadis demokrasi Indonesia.
Bekas Menko Ekuin era Presiden Gus Dur ini meminta ada perubahan besar dari partai politik untuk menjaga masa depan demokrasi Indonesia.
Partai yang tidak demokratis, feodal dan nepotis, kata Rizal, bagaikan perusahaan keluarga maka hasilnya cepat atau lambat jadi otoriter. Lakukan demokratisasi internal partai kalau ingin membuat sistem demokratis.
- Pilkada Aceh, Partai Politik Perlu Usung Calon dari Eksternal
- Negara, Pemilu dan Kapitalisme
- Jurnalisme Digital Merawat Bangsa, Refleksi Hari Pers Nasional