PBB Sebut Persediaan Pangan di Afghanistan Menipis

Warga Afghanistan. Foto: net
Warga Afghanistan. Foto: net

Musim dingin akan segera menghampiri Afghanistan. Sementara persediaan pangan di negara itu dilaporkan telah menipis di tengah hancurnya sejumlah layanan penting.


Juru Bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Jens Laerke, mengingatkan situasi itu akan semakin memburuk jika tidak segera mencari jalan keluar.

"Layanan dasar di Afghanistan runtuh, dan makanan serta bantuan penyelamatan jiwa lainnya akan segera habis," kata Laerke seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu, 8 September 2021.

Tahun ini, kata dia, sebanyak delapan juta orang di Afghanistan yang telah menerima bantuan. Jumlah itu akan bertambah sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.

Dia mengatakan bahwa PBB bisa mendapatkan dana bantuan lebih dari 600 juta dolar AS dan telah diajukan dalam permohonan untuk bantuan Afghanistan saat Sekretaris Jenderal Antonio Guterres membuka pertemuan tingkat tinggi kemanusiaan tingkat menteri di Jenewa pada Senin.

Dengan dana itu, 11 juta orang akan mendapat bantuan kemanusiaan dan 3,4 juta orang akan mendapat pelayanan kesehatan.

"Ini akan memberikan pengobatan untuk kekurangan gizi akut untuk lebih dari satu juta anak-anak dan perempuan dan sanitasi air dan intervensi kebersihan untuk 2,5 juta orang," katanya.

Sementara juru bicara Badan Pengungsi PBB, Babar Baloch, mengatakan Afghanistan memiliki masalah perpindahan internal besar-besaran.

Dia menyebutkan sekitar 600.000 atau lebih telah mengungsi sejak awal 2021. Total pengungsi internal di negara yang terkurung daratan adalah 3,5 juta.

"Dalam kata-kata sekretaris jenderal dan semua orang, itu tidak boleh dibiarkan menjadi bencana kemanusiaan dalam pengertian itu. Itu sebabnya dunia harus bertindak, dan harus bertindak sekarang," ujar Baloch.