Pecah Kongsi Yalsa Boutique dan Abi Dayah Mini 

Safrizal dan Umar Rafsanjani. Foto: ist.
Safrizal dan Umar Rafsanjani. Foto: ist.

Pertemuan antara member, reseller dan pemilik Yalsa Boutique di meunasah Dayah Mini, Alue Naga, Banda Aceh, itu lebih diwarnai dengan ketegangan. Malam itu, Safrizal alias Daddy, pemilik Yalsa Boutique, duduk bersisian dengan Umar Rafsanjani, pemimpin Dayah Mini, di belakang shaf imam. 


“Saya yang mengundang mereka hadir ke sini,” kata Abi--sapaan Umar Rafsanjani--kepada Kantor Berita RMOLAceh, Ahad pekan lalu. 

Wajah mereka sama tegangnya dengan sejumlah orang yang hadir di dalam meunasah. Malam itu, pertemuan didominasi dengan perdebatan. Sejumlah orang yang marah mencoba mengintimidasi pengurus Yalsa Boutique lewat ucapan. Mereka meminta jaminan dari manajemen Yalsa Boutique untuk mengembalikan uang yang tertanam di Yalsa Boutique. 

Di tengah pertemuan, Safrizal akhirnya pulang untuk mengambil sertifikat tanah di Lamteumen, Banda Aceh. Sertifikat ini adalah jaminan pengembalian uang yang dihimpun Abi dari sejumlah rekan, member, yang disetorkan ke Yalsa Boutique. Hampir sejam kemudian, Safrzial kembali ke Dayah Mini membawa sertifikat tanah.  

Setahun lalu, di awal-awal pandemi Covid-19, pada pertemuan pertama antara manajemen Yalsa Boutique dan Umar Rafsanjani, suasana pertemuan jauh berbeda. Saat itu, Siti Amiroh, istri Safrizal, datang ke Dayah Mini untuk memberikan bantuan. Abi mengatakan Siti berdonasi sebesar Rp 1 juta. Ini adalah bantuan yang sangat tepat, karena saat itu Abi tengah kesulitan mengumpulkan uang untuk menghidupi sekitar 130 santri yang ada di pesantren itu. 

Lantas, beberapa bulan kemudian, Siti kembali ke dayah itu. Kali ini membawa rombongan lebih ramai. Mereka juga membawa serta sejumlah member dan reseller. Seluruh santri yang ada di dayah itu diberikan bantuan sebesar Rp 100 ribu. Tak lupa mereka memberikan bantuan kepada dayah sebesar Rp 15 juta. 

Kedatangan ini juga menandai keikutsertaan istri Abi, yang biasa dipanggil Umi, sebagai reseller. Untuk membantu Dayah Mini, manajemen membuka kesempatan kepada santri untuk ikut menjadi anggota cukup dengan menyetorkan uang Rp 300 ribu. Sebagai hasil bagi keuntungan, para santri mendapatkan uang Rp 150 ribu per bulan. 

Hubungan mereka pun semakin mesra. Selain Umi, sebagai resseler, Abi juga didaulat sebagai penasehat. Seiring pertumbuhan jumlah member dan uang yang dihimpun Umi dan Abi di Yalsa Boutique, kesejahteraan juga semakin membaik. Abi tak lagi kesusahan mengongkosi kebutuhan dayah. Bahkan dia membeli sebuah kendaraan kabin ganda bermerek Toyota. Dalam kwitansi yang dikeluarkan oleh PT Dunia Barusa, nama Abi dan Daddy tertera sebagai pembeli. 

Abi juga diikutkan dalam perjalanan selama 15 hari ke Malang, Jawa Timur. Di sana, mereka melihat langsung pabrik yang memproduksi pakaian milik Yalsa Boutique. Abi juga diceritakan tentang rencana investasi Yalsa Boutique. Dari pakaian, Yalsa Boutique berencana membuat pabrik keripik yang terbuat dari buah khas daerah Malang, di daerah Aceh Jaya. 

Yalsa Boutique semakin berkibar. Awal tahun lalu, mereka menggelar peragaan busana dengan menghadirkan artis dari Jakarta di Hermes Hotel, Banda Aceh. Papan bunga ucapan selamat berjajar dari depan Kantor Gubernur Aceh hingga ke pangkal Jembatan Pango. 

Jumlah member pun semakin bertambah. Abi mengklaim uang yang berhasil mereka himpun dari sejumlah orang dan disetorkan kepada Yalsa Boutique mencapai Rp 11 miliar. Namun dalam hitung-hitungan Abi, hanya sekitar Rp 5 miliar yang belum dikembalikan kepada mereka. 

Abi mengakui dia terjerat umpan yang ditawarkan oleh manajemen Yalsa Boutique. Mereka, kata Abi, pantai mengatur strategi untuk mencari mangsa. “Mereka mencari orang seperti saya untuk dijadikan sebagai penasehat. Kalau secara hukum, tidak ada hitam di atas putih. Lantaran kita sebagai pemuka agama, siapapun yang bertanya kita kasi tahu.” 

Abi mengaku berharap pada sejumlah aset milik Yalsa Boutique yang disita oleh kepolisian. Dia mengatakan akan bertanggung jawab kepada kawan-kawan yang menjadi member melalui dia dan istrinya. Untungnya, kata Abi, mereka paham dengan keadaan saat ini. “Saya akan bertanggung jawab. Saya akan mengembalikan uang mereka. Akan mencari untuk mengembalikan.” 

Namun dia membantah menjadi dalang yang menggerakkan orang datang ke Yalsa dan Abi yang melahirkan kesepakatan pengembalian modal kepada member pada 17 Februari 2021. Abi mengatakan para member dan reseller terinspirasi dengan langkah yang mereka ambil untuk menyita aset pemilik Yalsa Boutique. “Kami yang pertama. Kamilah yang membongkar kedok bisnis bodong ini,” kata Abi. 

Safrizal menolak berkomentar. Dia mengatakan seluruh permasalahan ini ditangani oleh penasehat hukum Yalsa Boutique, Mukhlis Mukhtar.

Seorang reseller mengatakan Abi memulai mempersoalkan banyak hal setelah manajemen memutuskan untuk mengurangi keuntungan. Padahal, kata sumber tersebut, untuk anak-anak dayah, jika mereka menyetorkan uang Rp 300 ribu, mereka akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 200 ribu, bukan Rp 150 ribu.

Mukhlis Mukhtar mengatakan saat ini seluruh perkara menyangkut Yalsa Boutique sedang berproses. Seluruh laporan masyarakat, kata Mukhlis, disidik polisi. Namun Mukhtar mengingatkan bahwa perkara ini bukan pidana konvensional. Ini bukan sekadar menghukum orang, namun juga berupaya untuk mengembalikan dana besar agar tidak ada kerugian uang. 

Sesuai prinsip hukum, perlu mengedepankan upaya penyelesaian secara komprehensif. Pemilik Yalsa, kata Mukhlis, mengaku akan mengembalikan seluruh kerugian yang diklaim para investor. Untuk menelusuri seluruh data dan angka investasi yang dikelola, kata Mukhlis, polisi juga melibatkan akuntan publik.  

“Ada tiga koper besar berisi data yang harus disidik. Ini membutuhkan waktu,” kata Mukhlis, Ahad, 7 Maret 2021. “Apalagi uang itu dikelola dengan manajemen yang tradisional.” 

Mukhlis mengatakan hingga saat ini belum adalah kesesuaian antara jumlah uang yang terkumpul dari keterangan saksi dan data yang terkumpul. Mukhlis mengatakan jumlah kerugian yang diklaim selama ini, yakni Rp 20 miliar, tidak seimbang dengan data yang masuk.

“Dari data yang terkumpul, uang yang didapat selama Yalsa beroperasi lebih dari nilai tersebut.”