Pelaku Kasus Eksploitasi Anak di Banda Aceh Didominasi Warga Luar Daerah 

Seorang anak berjualan di traffic light Simpang Lima Banda Aceh. Foto: Dok RMOLAceh.
Seorang anak berjualan di traffic light Simpang Lima Banda Aceh. Foto: Dok RMOLAceh.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Banda Aceh, Cut Azharida, menyebutkan kasus dugaan eksploitasi anak yang saat ini sedang marak terjadi di Banda Aceh ternyata didominasi oleh warga yang berasal dari Kabupaten lain. Mereka umum berasal dari Aceh Besar dan Sigli.


"Saya tanya sama mereka, ternyata pada umumnya bukan warga Banda Aceh, mereka umumnya orang luar kota Banda Aceh, orang Aceh Besar dan Sigli," kata Cut Azharida kepada Kantor Berita RMOLAceh, Jumat 7 April 2023.

Menurut Cut Azharida, dulu kasus ekploitasi anak di Banda Aceh tidak separah saat ini. Sekarang karena sudah ada larangan tidak diperbolehkan mengemis, diduga mereka mengganti profesi dengan menyuruh anak-anak berjualan di jalanan.

"Kayaknya mereka merubah profesi kalau mengemis tidak dibolehkan, mereka jual dagangan begitu dengan mencari rejeki," ujar Cut Azharida.

Modus yang sering digunakan oleh para orang tua yaitu dengan menyuruh anak-anak yang masih di bawah umur berjualan buah di jalan atau di warung-warung kopi. 

Adapun lokasi yang menjadi tempat anak-anak berjualan yaitu di simpang lima Banda Aceh, kemudian di lampu merah simpang tiga didekat kantor PUPR Aceh Setui. Kemudian di warung Lamdingin, dan di taman Putroe Phang.

Menurut Azharida, mereka juga menyewa rumah Rp 500 ribu perbulan yang berada di pinggir-pinggir kali. Saat Azharida mendatangi para orangtua anak, alasan sang anak dibawa berjualan karena tidak ada teman di rumah.

"Saya tanya kenapa dibawa, ya jawaban  tidak ada sama siapa tinggal, apalagi mereka dari luar Banda Aceh, jadi dibawa anaknya," ujar Azharida.

Bahkan lebih malang, kata Azharida, anak-anak tersebut tidak sekolah. "Ada saya tanya anaknya apa tidak sekolah,ya begitu dua hari sekolah dua hari engga, sayang anak-anak masa depannya," ujarnya.

Biasanya kata Azharida, profesi dari orang tua anak yang berjualan di jalanan adalah tukang becak dan pengamen. Usai mengunjungi tempat-tempat eksploitasi anak, Azharida selalu memberikan edukasi dan sosialisasi kepada para  orang tua anak.

"Kita PPA hanya bisa kasih edukasi dan arahan seperti apa, kalau penangkapan bukan di kita. Sampai magrib kita cari titik berjualan di situ, malah anak lagi susui dibentangkan di rumput, gimana kita mau bilang, kita tidak bisa kasar dan keras," kata Cut Azharida.