Pemerintah Aceh Akui Ada Kenaikan Jumlah Penduduk Miskin 

Juru bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA. Foto: Ist.
Juru bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA. Foto: Ist.

Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA mengatakan jumlah penduduk miskin Aceh berkurang sebanyak 31.790 orang pada tahun 2022 bila dibandingkan dengan September 2021. Pada tahun 2021 jumlah penduduk miskin Aceh 15,53 persen atau 850,26 orang. Turun menjadi 14,75 persen atau sebanyak 818,47.


"Sehingga mengalami penurunan sebesar 0,78 poin dibandingkan dengan September 2021," kata MTA kepada Kantor Berita RMOLAceh, Rabu, 18 Januari 2023.

Menurut MTA, jika dibandingkan dengan survei pada bulan Maret 2022 dengan September 2022 maka angka kemiskinan Aceh mengalami peningkatan sebesar 0,11 persen dari sebelumnya 14,64 persen atau 806,82 jiwa, menjadi 14,75 persen atau 818,47 jiwa. 

MTA mengatakan peningkatan angka kemiskinan pada Maret 2022 sebesar 14,64 persen dan sekarang menjadi 14,75 persen atau naik sebesar 0,11 persen disebabkan oleh inflasi lebih tinggi. Inflasi tersebut sebesar 3,62 persen terutama dari makanan dan minuman, tembakau 7,93 persen dan inflasi transportasi 21,0 persen.

Kemudian garis kemiskinan, kata MTA, juga meningkat 6,57 persen lebih tinggi dari peningkatan rata-rata pengeluaran Per kapita penduduk 3,57 persen. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari triwulan I sebesar 3,24 persen sektor pertanian juga mengalami kontraksi 4,19 persen.

"Dan produksi padi September 2022 hanya 52,46 ribu ton, lebih rendah dari Maret 2022 sebesar 207,71 ribu ton," ujar MTA.

MTA menyebut, garis kemiskinan Aceh September 2022 juga meningkat menjadi Rp 617.293 per kapita per bulan dari sebelumnya September 2021 sebesar Rp 552 939. Bahkan untuk perkotaan tercatat inflasi yang paling besar adalah beras sebesar 17,36 persen, rokok 12,69 persen dan ikan sebesar 7,81 persen.

"Sementara di desa juga komoditi makanan yang sama namun persentasenya lebih tinggi. Sedangkan non makanan perumahan, BBM, listrik. Pemerintah Aceh tahun 2022 telah membangun rumah lebih kurang 8.000 unit," sebut MTA.

Menurut MTA, realitas tersebut memperlihatkan kepada semua pihak bahwa pentingnya kolaborasi pemerintah kabupaten/kota seluruh Aceh dalam tata kelola keuangan daerah. Bahkan dana desa harus terfokus untuk sektor riil pemberdayaan ekonomi masyarakat.

"Maka itu, pemerintah kabupaten/kota dan dana desa menjadi salah satu komponen penting dalam menekan angka kemiskinan masyarakat," kata MTA.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat per September 2022, jumlah penduduk miskin di Aceh sebanyak 818,47 ribu orang atau 14,75 persen. Angka itu mengalami kenaikan sebesar 11,7 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2022 yang jumlahnya 806,82 ribu orang atau 14,64 persen.

"Kenaikan ini juga terjadi pada tingkat nasional dan mayoritas provinsi di Indonesia," kata Statistisi Ahli Madya BPS Aceh, Dadan Supriadi dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 17 Januari 2023.

Dadan menjelaskan penduduk miskin Aceh di daerah pedesaan mengalami kenaikan dari 16,87 persen menjadi 17,06 persen. Sedangkan di perkotaan, persentase penduduk miskin mengalami kenaikan dari 10,31 persen menjadi 10,35 persen.

Menurut Dadan, kenaikan jumlah penduduk miskin pada September 2022 disebabkan oleh garis kemiskinan yang mengalami peningkatan sebesar 6,57 persen jika dibandingkan dengan Maret 2022.

Dadan juga menyebutkan bahwa pada periode Maret 2022 - September 2022, Indeks kedalaman kemiskinan (P1) juga mengalami kenaikan dari 2,489 sekarang menjadi 2,897. 

"Sementara indeks keparahan kemiskinan (P2) juga mengalami kenaikan dari 0,613 sebelumnya pada Maret 2022 sekarang menjadi 0,780 pada September 2022," ujar Dadan.

Di samping itu, komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun di pedesaan yakni, beras, rokok dan ikan. Sedangkan komoditi bukan makanan yang berpengaruh terhadap nilai garis kemiskinan adalah biaya perumahan, bensin dan listrik.