Pemerintah Diminta Percepat Buka Penerbangan Umrah dari Aceh

Ilustrasi. Foto: Net.
Ilustrasi. Foto: Net.

Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Aceh, Aceh Welly Rifandi, meminta pemerintah pusat mempercepat pembukaan rute dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar ke Arab Saudi. Sehingga pelayanan umrah segera dirasakan oleh masyarakat Aceh.


Jika rute penerbangan itu tidak dibuka, kata Welly, masyarakat Aceh yang ingin umrah harus transit ke Kualanamu, Medan, Sumatera Utara. Hal ini akan menghabiskan waktu cukup lama. Bahkan, memakan biaya cukup besar bagi masyarakat Aceh.

“Kami meminta agar Satgas Covid-19 nasional dan Kementerian Perhubungan segera mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) untuk pembukaan Bandara SIM secara utuh,” kata Welly, di Banda Aceh, Sabtu, 20 Agustus 2022.

Padahal, kata dia, kasus Covid-19 di Serambi Mekkah—julukan Aceh—sudah melandai. Menurut dia, sudah sepatutnya layanan penerbangan umrah dibuka kembali dari Aceh.

“Semua sudah siap, maskapai siap, Angkasa Pura siap, Imigrasi, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Dishub juga sudah siap, tinggal tunggu juknis dari Satgas COVID-19 nasional dan Kemenhub saja,” ujar dia.

Menurut Welly, apabila jamaah terus berangkat dari Sumut, maka akan memberatkan jamaah dan merugikan pihak travel. Karena ada tambahan biaya jamaah dari Banda Aceh ke Medan.

“Biaya umrah saat ini antara Rp 29-35 juta per jamaah, itu tidak menanggung biaya perjalanan domestik,” sebut Welly.

Welly mengatkan, kebanyakan jamaah mengalami kelelahan karena jarak tempuh ke Arab Saudi samakin lama. Jamaah juga harus menunggu sekitar delapan jam di Medan, sebelum diberangkatkan ke Madinah.

Belum lagi, kata dia, dampak pendapatan asli daerah (PAD) yang tidak dirasakan Aceh, karena jamaah mengeluarkan semua biaya akomodasi ketika di Medan seperti biaya hotel, makanan, dan lainnya.

“Kita dari Banda Aceh ke Medan tambah biaya, itu beban travel dan jamaah, PAD Aceh hilang, peningkatan PAD di Sumut dari biaya hotel, makanan, dan sebagainya,” ujar dia.

Oleh sebab itu, pihaknya mendorong agar Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat bersinergi untuk mewujudkan layanan keberangkatan jamaah umrah dari Bandara SIM. “Bahkan, ada beberapa travel yang berangkat akhir Agustus ini nanti, itu tidak memberangkatkan jamaah ke Medan menggunakan pesawat tapi menggunakan bus karena biaya tidak cukup,” kata dia.