Pemerintah Indonesia Diminta Berhati-hati Sikapi Peralihan Kekuasaan di Afganistan

Situasi di Afganistan. Foto: net.
Situasi di Afganistan. Foto: net.

Pemerintah Indonesia diharapkan tidak gegabah dalam merespons dinamika yang terjadi di Afghanistan. Pemerintah disarankan untuk memantau dan menunggu perkembangan di Afganistan seiring dengan peralihan kemimpinan di negara itu. 


"Sebelum menentukan sikap lebih lanjut," kata anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani, seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Kehati-hatian tersebut dinilai penting agar bangsa Indonesia tidak salah dalam mengambil keputusan. Di sisi lain, apa yang sudah dilakukan pemerintah dalam mengevakuasi 26 warga negara Indonesia (WNI), termasuk staf Kedutaan Besar RI (KBRI) dari Kabul, Afghanistan patut diapresiasi.

Dikatakan Christina, apresiasi tersebut patut diberikan kepada Kementerian Luar Negeri, Panglima TNI, terkhusus TNI AU, KBRI Kabul, serta kantor perwakilan lain.

"Keberhasilan misi evakuasi dapat terlaksana atas kerja keras, kerja sama serta respons cepat dari kementerian dan lembaga serta berbagai perwakilan RI di luar negeri," tandasnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, evakuasi dilakukan oleh pesawat TNI Angkatan Udara. Selain 26 WNI, tim evakuasi juga membawa 5 warga negara Filipina dan 2 warga negara Afghanistan, yang merupakan suami dan staf lokal KBRI.

Evakuasi WNI dilakukan pemerintah setelah Taliban merebut ibu kota Kabul Ahad lalu. Perebutan kekuasaan oleh Taliban membuat situasi di Afghanistan semakin tidak terkendali dan mendorong banyak negara melakukan evakuasi.