Pemerintah Tak Berani Usir Pekerja Asal Cina karena Belenggu Utang

Nasrul Zaman. Foto: ist.
Nasrul Zaman. Foto: ist.

Pengamat politik Aceh, Nasrul Zaman, menilai pemerintah tak mampu bertindak tegas kepada pekerja asing asal Cina karena terjebak politik balas jasa. Indonesia berutang sangat besar kepada Negara Tirai Bambu itu.


“Akibatnya, Cina bisa leluasa memasukkan tenaga kerja mereka ke Indonesia, kapan saja. Negara ini tak mampu melawan karena hidungnya sudah dicokok,” kata Nasrul, Ahad, 9 Mei 2021.

Sebagai pelampiasan, kata Nasrul, pemerintah bertindak sebaliknya kepada warga negara sendiri. Mereka bertindak dengan sangat represif kepada rakyat. Nasrul mencontohkan pengadangan para pemudik di sebuah daerah di Pulau Jawa menggunakan tank. 

Pemerintah, kata Nasrul, mengerahkan semua kekuatan penegakan hukum termasuk tentara untuk menindak warga yang tetap bandel melakukan mudik. 

Padahal untuk alasan yang sama, pemerintah dapat saja membuat kebijakan yang mewajibkan warga melakukan tes swab antigen sebagai syarat melintasi sebuah daerah. 

Namun saat berhadapan dengan Cina, atau India, pemerintah malah bersikap lunak. Nasrul menilai saat Indonesia kedatangan ribuan warga asing asal Cina dan India, pejabat seperti menutup mata. 

“Pejabat jaga melontarkan argumentasi murahan yang terdengar seperti membela kepentingan asing,” kata Nasrul. 

Nasrul mengatakan hal ini adalah fenomena hilangnya kewibawaan negara di mata asing. Nasrul khawatir jika ini terus terjadi, muncul kekuatan kelompok masyarakat yang akan mengambil tindakan kepada pendatang asing itu. 

“Jika itu terjadi, akan sangat mengganggu stabilitas negara,” kata Nasrul.