Anggota komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Repbulik Indonesia (DPR RI), Fadli ZOn, mengatakan posisi Indonesia jelas dirugikan oleh China dalam konteks perang dingin di Laut Cina Selatan. Hal itu lantaran adanya klaim sembilan garis putus-putus China yang masuk wilayah Indonesia di Laut Natuna Utara.
- Situasi LCS dan Penguatan Hankam Laut
- Tiga Alasan Fakta AUKUS Jadi Sumber Ketakutan Indonesia dan Malaysia
- Kedubes AS Tekankan Peran Penting Pers Jaga Kedamaian Laut Cina Selatan
Baca Juga
Fadli Zon menyebutkan bahwa kontribusi Amerika Serikat untuk kemerdekaan Indonesia cukup besar. Sehingga Indonesia perlu menyikapi perang dingin antara AS dan China sambil melihat kembali sejarah dibangunnya Indonesia.
“Namun, bukan berarti Indonesia perlu berpihak kepada AS. Tetapi perlu melihat detail duduk permasalahan dalam perang dingin AS vs China,” kata Fadli Zon, seperti yang diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Ahad, 3 Oktober 2021.
Fadli Zon menjelaskan kunci utama keberhasilan Indonesia dalam perang dingin di Laut Cina Selatan antara Amerika dan China ada di tangan pemimpin saat ini.
"Kalau pemimpinnya seperti sekarang kita sulit berharap, karena tidak ada satu visi sejarah maupun bisi masa depan proyeksi sepeti apa yang diharapkan, tahu menempatkan prioritas dan sebagainya,” kata dia.
Fadli Zon berharap pemimpin yang akan datang mampu menjawab tantangan global yang saat ini sedang dihadapi. "Jadi, menurut saya kita mungkin perlu berharap yang akann datang gitu ya,”kata dia.
- Situasi LCS dan Penguatan Hankam Laut
- Dua Ruas Tol Gagal Dibangun, Pemerintah Indonesia Dianggap Tak Serius Bangun Aceh
- Haji Uma Minta Pemerintah Indonesia Salurkan Bantuan ke Libya