Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie tidak ingin menangani pengungsi Rohingya sendirian. Karena penanganan itu merupakan persoalan internasioanal.
- NPHD Ditandatangani, Anggaran Pilkada 2024 di Pidie Sebesar Rp 67 Milliar
- DPR Aceh Tak Setuju Pemerintah Tetapkan KLB Terkait Kasus Polio di Pidie
- Kasus Polio Ditemukan pada Anak di Pidie, Pemerintah Tetapkan Kejadian Luar Biasa
Baca Juga
Penjabat (Pj) Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto, mengatakan memang lembaga pengungsi internasional sudah berada di lokasi penampungan pengungsi Rohingya tersebut. Seperti United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM).
“Jadi tidak bisa serta merta kita tangani sendiri," kata Wahyudi, dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Desember 2022.
Wahyu mengatakan, dalam waktu dekat Pemkab Pidie akan berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh. Upaya apa yang harus dilakukan, sebab pengungsi Rohingya itu sering terdampar di Aceh, butuh asupan makanan, dan tempat penampungan.
Tempat penampungan sekarang di SMP 2 Muara Tiga, kata dia, akan kembali aktif pada 3 Januari 2023. Karena itu harus dicarikan solusi untuk penempatan pengungsi Rohingya tersebut.
Untuk diketahui, pengungsi Rohingnya yang terdampar di pantai Ujong Pie, Kecamatan Muara Tiga berjumlah 185 orang terdiri dari 83 laki – laki, 70 wanita dan 32 anak-anak.
- UNHCR: Kapal Terbalik di Aceh Barat Angkut 151 Pengungsi Rohingnya
- Pemindahan Pengungsi Rohingya dari BMA Menunggu Kebijakan Pemerintah
- Ratusan Pengungsi Rohingya Kembali Mendarat di Aceh Timur