Sejumlah pemuda di Aceh melakukan aksi meminta pemerintah dan penegak hukum menangani kasus kekerasan seksual perempuan dengan serius. Mereka resah dan prihatin terhadap kasus tersebut.
- Aceh Alami Kerugian Rp 430 Miliar Akibat Dilanda 418 Kali Bencana
- Enam Wanita Indonesia Jadi Pekerja di Perkebunan Ganja Ilegal di Taiwan
- Sungai Krung Pase Meluap, Tiga Desa di Lhokseumawe Terendam Banjir
Baca Juga
"Karena saat ini kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Aceh semakin meningkat," kata Koordinator Aksi, Thosya Yuniara Islami, dalam aksinya di depan Masjid Baiturahman, Banda Aceh, Kamis, 23 September 2021.
Dalam aksi itu, mereka menuntut empat poin lainnya. Thosya menjelaskan adapun tuntutannya, meminta pemerintah dan masyarakat untuk memberikan perhatian lebih terhadap korban kekerasan seksual.
Lalu, kata dia, menciptakan lingkungan ramah perempuan dan anak, memberikan keamanan bagi perempuan dan anak supaya bebas dari ancaman kekerasan seksual di ranah publik maupun domestik.
Selanjutnya, kata Tosya, meminta kepada penegak hukum seberat-beratnya untuk memberikan efek jera terhadap pelaku. Apalagi saat ini, kata Thosya, pelaku rata-rata orang dekat korban. "Tentu itu akan membuat korban trauma dan ketakutan," ujarnya.
Thosya berharap kepada pemerintah dan pihak terkait untuk memastikan pendampingan hukum dan pemulihan baik fisik, psikis dan psikososial korban.
Menurut Tosya, kehadiran negara sangat penting untuk menjamin pemulihan konfrehensif bagi korban kejahatan seksual, termasuk keluarganya. Juga tak kalah penting, katanya, memastikan para penjahat seksual yang telah merusak kehidupan korban dijerat dengan hukuman yang seberat-beratnya dan menjerakan.
- Israel Serang Gaza: Didukung Amerika Dikutuk Arab Saudi
- Dua Prajurit TNI Tewas usai Baku Tembak di Intan Jaya
- Penyelundupan 30 Kilogram Sabu-Sabu ke Aceh Besar Digagalkan Petugas