Pengamat hukum dan politik Universitas Syiah Kuala (USK), Saifuddin Bantasyam, menilai spanduk bernuasa kampaye bertebaran di sudut-sudut Kota Banda Aceh tidak mengandung unsur-unsur kampaye. Karena itu tak dapat ditindak.
- Bawaslu: Dilarang Campur Aduk Sedekah Ramadhan dengan Kampanye Terselubung
- Ketua JMSI Sumut Apresiasi 100 Hari Kinerja Kapolda
- Panwaslih Aceh Perketat Pengawasan saat Pemungutan Suara Ulang
Baca Juga
"Sebaiknya dibiarkan mereka itu membuat sebanyak mungkin baliho atau spanduk,” kata Saifuddin kepada Kantor Berita RMOLAceh, Jumat 17 Maret 2023.
Menurut Saifuddin, ketika spanduk dibiarkan maka masyarakat akan lebih cepat mengetahui politisi yang akan maju pada Pemilihan Legislatif, Pemilihan Kepala Daerah, bahkan presiden.
Saifuddin menilai, spanduk itu justru akan memudahkan menilai siapa yang layak menjadi perwakilan di parlemen. Diharapkan, masyarakat tidak salah pilih.
Di samping itu, Saifuddin mengajak para politisi dan partai politik memperbanyak spanduk atau baliho. Sehingga menjadi memori kolektif publik.
Saifuddin mengatakan, selama ini politisi yang berada di parlemen atau pemerintahan ikut berkampaye melalui kegiatan-kegiatan. Bahkan, Presiden Joko Widodo juga mengendorse bakal calon presiden.
"Presiden juga memberi beberapa komentar saat ditanya tentang beberapa bacapres. Mengapa presiden berkomentar? Ya karena tak menyalahi aturan," ujar Saifuddin.
Menurut Saifuddin, banyaknya spanduk terpajang di sudut-sudut kota, akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Meski demikian, kata dia, paling penting public mendapat informasi.
- Penyelesaian Pelanggaran Pemilu 2024
- Pasangan AMIN Hormati Sikap NasDem soal Hasil Pemilu 2024
- Pemerintah Pusat Diminta Kembalikan Emas Monas ke Aceh