Pengamat Sebut Tak Ada yang Berani jadi Calon Ketum PA, Kecuali Mualem Mengundurkan Diri

Pengamat hukum dan politik USK, Saifuddin Bantasyam. Foto: Ist.
Pengamat hukum dan politik USK, Saifuddin Bantasyam. Foto: Ist.

Muzakir Manaf dikabarkan akan kembali mencalonkan diri sebagai calon Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh (PA) pada Musyawarah Besar (Mubes) ke III mendatang. Pria yang akrab disapa Mualem tersebut masih menjadi calon Ketum terkuat di PA dan belum ada calon lain yang usulkan oleh peserta Mubes.


Terkait hal tersebut pengamat hukum dan politik dari Universitas Syiah Kuala (USK), Saifuddin Bantasyam mengatakan bahwa memang untuk saat ini belum ada sosok yang tepat menahkodai PA selain Mualem. Pasalnya PA merupakan partai yang didirikan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan  panglimanya adalah Mualem.

"Nah, di kalangan militer GAM, Muzakir Manaf adalah panglima. Saat PA didirikan, maka tentu tak ada sosok lain yang lebih tepat untuk menahkodai partai selain Mualem," ujar Saifuddin Bantasyam kepada Kantor Berita RMOLAceh di Banda Aceh, Rabu 22 Februari 2023.

Saifuddin menilai sampai sejauh ini belum ada sosok baru hasil kaderisasi, atau yang bukan dari proses kaderisasi, yang popularitasnya sekuat Mualem. Walaupun nantinya ada yang pantas untuk memimpin PA, tentunya sosok tersebut sudah dipastikan jabatannya di bawah Mualem.

"Oleh sebab itu, tidak ada yang berani untuk mencalonkan diri sebagai Ketum PA saat ini," ujar Saifuddin.

Saifuddin mengatakan, jika melihat dari sisi atau sosok ketokohan Mualem, apabila nanti ada upaya kaderisasi, Mualem sudah dipastikan tidak bisa digantikan.

"Ketokohan Mualem itu tak tergantikan, atau tak ada yang berani menggantikan. Itu hanya terjadi saat Mualem mengundurkan diri karena suatu atau beberapa alasan," kata Saifuddin.

Menurut Saifuddin, langkah Mualem mencalonkan diri sebagai Ketua PA juga dianggap strategis, apalagi jika dikaitkan dengan Pemilu yang hanya tinggal setahun lagi. Terlebih pada pilihan legislatif tahun 2009 silam, PA sempat jaya dan mendapatkan banyak suara. Walaupun di Pemilu 2014 dan 2019 PA malah kehilangan banyak kursi di tingkat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh.

"Nah, mungkin internal PA menganggap bahwa hanya Mualem lah yang dapat diandalkan untuk mendapatkan kembali suara yang hilang tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut Saifuddin menyebutkan bahwa kurang lebih setahun lalu PA juga sudah mendeklarasikan Muzakir sebagai bakal calon (Bacalon) Gubernur Aceh. Jika nanti PA kembali bisa mendapatkan kursi dalam jumlah seperti 2009, maka tentu akan lebih mudah bagi PA untuk mencalonkan Mualem sebagai calon Gubernur Aceh.