Pengamat Sebut TAPA Tak Punya Semangat Jaga RPJM Aceh

Pengamat Kebijakan Publik, Nasrul Zaman, menyayangkan kebijakan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, yang meloloskan pengurangan jumlah rumah duafa tahun ini menjadi hanya 780 unit. Di awal, Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh 2021 merencanakan pembangunan 4.430 unit rumah duafa.


Menurut Nasrul, persoalan pemangkasan rumah layak huni untuk kaum duafa berada pada Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA). Sedangkan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) kata Nasrul, hanya menyetujui usulan TAPA saja.

"TAPA ini tidak punya semangat mencapai tujuan RPJM yang ada. Harusnya merekalah palang pintu terakhir menjaga visi misi Gubernur Aceh," demikian kata Nasrul.

Nasrul mengatakan di awal kepemimpinan, Irwandi-Nova membawa ruh keberpihakan yang kuat pada kelompok miskin dan tertinggal. Akan tetapi, kata Nasrul, semakin mendekati pengujung masa kepemimpinan, semangat untuk melayani masyarakat kecil itu semakin memudar. 

Karena itu, di sisa waktu kepemimpinan periode 2017-2022, Nasrul berharap agar Gubernur Aceh kembali pada cita-cita awal; mengangkat harkat martabat orang-orang miskin di Aceh untuk hidup lebih layak dan terhormat. Sehingga Nova benar-benar meninggalkan legasi yang dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar rakyat Aceh.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh 2017-2022, Pemerintah Aceh menargetkan pembangunan 30 ribu unit rumah. Setiap tahun, dalam lima tahun berturut-turut, seharusnya pemerintah membangun 6.000 unit. Saat ini, Pemerintah Aceh baru membangun 8.302 unit rumah duafa.