Penuhi Janji RPJM, Pemerintah Harus Selesaikan Target Pembangunan Rumah Duafa

Rumah duafa. Ilustrasi: merci.
Rumah duafa. Ilustrasi: merci.

Koordinator  Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian, menilai Pemerintah Aceh tidak serius dalam pembangun Aceh. Tim Anggaran Pemerintah Aceh dan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Aceh tidak menjalankan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah telah ditetapkan.


“Pengurangan rumah dhuafa tidak sesuai dengan RPJM, karena targetnya sudah jelas,” kata Alfian kepada Kantor Berita RMOLAceh, 21 Januari 2021. 

Jika pembangunan rumah dhuafa hanya 870 unit, kata Alfian, hal tersebut tidak mencapai bakal mencapai 30 ribu rumah yang ditargetkan dalam RPJM. Padahal, kata Alfian, program yang dimasukkan dalam RPJM harus menjadi prioritas. 

Alfian juga mengatakan pihaknya pernah mendapati rumah duafa yang salah sasaran. Alih-alih dinikmati masyarakat miskin, bantuan malah diambil oleh orang yang berkecukupan. 

Yang lebih parah lagi, kata Alfian, pada 2019, MaTA mendapati kasus penarikan uang untuk penerima rumah duafa. Oknum tersebut meminta uang Rp 20 juta hingga Rp 30 juta. Kondisi ini jelas menjadi preseden buruk dalam penyaluran bantuan. Pemerintah, kata Alfian, seharusnya memastikan bantuan yang ada tidak disalahgunakan oleh oknum tertentu dan diterima oleh oleh mereka yang benar-benar berhak. 

Alfian meminta Pemerintah Aceh harus kembali membangun berdasarkan RPJM. Ini adalah program yang ditetapkan oleh pemerintah sendiri. Di saat yang sama, kata Alfian, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh harus memperjuangkan pembangunan rumah duafa sesuai target. 

“Posisi DPR Aceh sekarang cuma fokus amankan dana pokir. Sudah itu selesai,” kata Alfian. “Semakin hari kita juga seperti tak punya harapan kepada Pemerintahan Aceh.”