Rusia menghadapi kekurangan pasokan obat-obatan, memicu kekhawatiran akan krisis kesehatan di tengah ketegangan global akibat perangnya di Ukraina.
- NATO Siap Berhadapan Langsung dengan Rusia
- Bagi Presiden Ukraina, Vladimir Putin Bukan Siapa-siapa
- Iran Kembali Kena Sanksi Amerika
Baca Juga
Dalam pidatonya dengan Dewan Pemerintah, kemarin, Presiden Vladmir Putin mengatakan, hasil inspeksi di lapangan menunjukkan negara itu mulai kekurangan beberapa obat di apotek terutama karena melambungnya harga-harga.
"Ada kekurangan beberapa obat, meskipun faktanya kami banyak memproduksi sendiri obat serta produk farmasi lainnya, yang dalam tiga kuartal tahun lalu tumbuh sekitar 22 persen," kata Putin, seperti diberitakan sumber Kantor Berita Politik RMOL, Rabu, 25 Januari 2023.
Putin menjelaskan, 60 persen obat-obatan di pasaran adalah obat dalam negeri. Namun demikian, beberapa obat telah mengalami defisit, dan harga telah meningkat.
Putin mengungkapkan bahwa Rusia tidak membatasi impor obat-obatan dan terus bekerja sama dengan produsen asing. Namun, sanksi Barat yang diberlakukan selama perang di Ukraina, membuat pengiriman ke Rusia terkena hambatan transportasi, asuransi dan bea cukai.
"Ada kelangkaan obat-obatan tertentu, dan harganya naik," ujar Putin.
Toko-toko di Moskow banyak yang tutup karena bisnis menghadapi kejatuhan ekonomi akibat sanksi Barat. Sebagian toko yang masih bertahan dengan rak terisi penuh, tidak memiliki produk-produk Barat, menjadikannya semakin langka dan sangat mahal. Memukul beban ekonomi rumah tangga di Rusia.
- NATO Siap Berhadapan Langsung dengan Rusia
- China Sebut Washington Penghasut Utama Krisis Ukraina
- Jika Perang Dunia Ketiga Pecah, Semua Orang akan Jadi Debu