Percepat Program Aceh Carong, BPSDM Teken Perjanjian Kerja Sama dengan Delapan Polteknik

Penyerahan plakat usai penandatangan kerja sama antara BPSDM dengan Polteknik. Foto: ist.
Penyerahan plakat usai penandatangan kerja sama antara BPSDM dengan Polteknik. Foto: ist.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh meneken perjanjian kerja sama dengan delapan Polteknik di Aceh. Penandatangan itu dilaksanakan oleh Kepala BPSDM Aceh bersama delapan Direktur Politeknik di Aula BPSDM Aceh, kemarin.


Kepala BPSDM Aceh, Syaridin menyebutkan, penandatangan kerja sama itu dalam rangka mewujudkan percepatan program Aceh Carong. Di dalam perjanjian itu sebagai perwujudan pengiriman mahasiswa.

“Mahasiswa yang tergolong masyarakat miskin dan korban konflik dari usulan pemerintah se-Aceh,” kata Syaridin, dalam keterangan tertulis, Selasa, 27 September 2022.

Di sisi lain, kata Syaridin, penandatangani kerja sama itu merupakan tindaklanjut dari seleksi calon mahasiswa diploma berdasarkan pengumuman nomor: BPSDM 180/382/2002 dan pengumuman hasil seleksi nomor: BPSDM.422.5/095/2002.

Kedelapan Polteknik yang meneken kerja sama dengan BPSDM Aceh di antaranya, jurusan Teknik Informatika dan Akuntansi sebanyak 42 orang; Politeknik Lhoksemawe jurusan teknologi kontruksi Bagunan Gedung dan teknologi kontruksi Jalan dan Jembatan 15 orang; Politeknik Negeri Banyuwangi jurusan Ekonomi Kepariwisataan sembilan orang; Politeknik Negeri Jember Jurusan Manajemen Agribisnis dan Pertanian 18 orang; Poliven Aceh jurusan Perikanan dan Pengelolaan Perkebunan 10 orang.

Kemudian, Polman Bandung jurusan Teknik Manufaktur 25 orang, Poltekes Aceh dengan jurusan (farmasi, gigi, gizi, keperawatan, analis kesehatan) sebanyak 47 orang; Lalu, Politeknik Pelayaran dengan jurusan Nautika, Kelistrikan Dan Permesinan sebanyak 20 orang.

“Total mahasiswa sebanyak 186 orang,” kata dia.

Syaridin menyebutkan, tahun ini Pemerintah Aceh tidak berkerjasama dengan Politeknim Migas Cepu. Karena masih banyaknya mahasiswa Aceh yang dikirim pada tahun tahun sebelumnya.

Syaridin berharap, mahasiswa yang dititipkan dalam program Aceh Carong dapat menempuh dan diberi pendidikan maksimal. Sehingga bisa mengembangkan potensi daerahnya masing-masing.

“Karena mereka merupakan mahasiswa prioritas yang dikirim berdasarkan pengembangan potensi daerah,” kata Syaridin. “Anggaran yang digunakan berasal dari APBA (anggaran pendapatan dan belanja Aceh).”

Syaridin juga berharap, program tersebut dapat mengurangi angka kemiskinan di Aceh melalui peningkatan jalur pendidikan. Sebab, Aceh merupakan daerah termiskin di Sumatera.