Perilaku Alpha Delta

Ilustrasi: net.
Ilustrasi: net.

ANTARANEWS.COM memasok informasi. Berdasarkan informasi harian tersebut, diketahui bahwa Covid-19 berkembang biak secara cepat dan mempunyai distribusi penularan terkonfirmasi positif terbanyak berada di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, namun Banten bukanlah lokasi wilayah penularan yang paling disukai oleh Covid-19 varian alpha dan delta.

Perilaku alpha delta memencil di Provinsi Banten mungkin disebabkan jumlah pemeriksaan swab yang lebih rendah dibandingkan keempat provinsi lainnya.

Berdasarkan tipologi menggunakan indikator kepadatan penduduk, ternyata kepadatan penduduk bukanlah sebagai faktor penjelas terbesar sebagai lokasi wilayah yang paling disukai oleh alpha delta untuk berkembang biak, yaitu di DKI Jakarta.

Jawa Timur yang justru mempunyai kepadatan penduduk terendah dibandingkan empat provinsi lainnya, mempunyai tingkat kematian lebih tinggi.

Tingkat kematian didefinisikan sebagai rasio jumlah penduduk yang meninggal dunia karena Covid-19 dibagi dengan jumlah penduduk terkonfirmasi positif Covid-19. Tingkat kematian tersebut sebesar 6,8 persen di Jawa Timur, dibandingkan DKI Jakarta yang sebesar 1,37 persen.

Implikasinya adalah Menko Marinves keliru sasaran dalam mengonsentrasikan wilayah operasi kesehatan masyarakat di DKI Jakarta, yang tingkat kematiannya lebih rendah dibandingkan provinsi Jawa Timur.

Tidak mengejutkan kekeliruan sasaran yang seperti ini, karena kebisingan gangguan sudut pandang tipologi esensial dan konsentrasi akumulasi sumber daya modal perputaran uang terbanyak di DKI Jakarta, sebagai lokasi pusat kekuasaan dan kerajaan bisnis di Indonesia.

Jika ditinjau dari jumlah mahasiswa, keberadaan yang menarik dijumpai adalah jumlah mahasiswa di Jawa Timur sebanyak 818.111, sedangkan jumlah mahasiswa di DKI Jakarta sebanyak 707.707 mahasiswa per tahun 2020 dalam naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemudian dalam naungan Kementerian Agama, jumlah mahasiswa di Provinsi Jawa Timur sebanyak 221.479 mahasiswa, dibandingkan DKI Jakarta sebanyak 18.333 mahasiswa per tahun 2019.

Jadi tingkat kematian tertinggi akibat alpha delta lebih besar pada jumlah mahasiswa yang berjumlah lebih banyak, di mana perbedaan tersebut sebesar 313.550 mahasiswa, terlebih jumlah dokter di Jawa Timur lebih sedikit dibandingkan DKI Jakarta, sekalipun jumlah perawat di Jawa Timur jauh lebih banyak dibandingkan DKI Jakarta.

Akan tetapi, rasio jumlah orang yang rawat inap alpha delta dengan jumlah orang yang terkonfirmasi alpha delta di Jawa Timur dan DKI Jakarta relatif sama besar pada angka 15 persen.

Jadi, pangkal persoalan tingkat kegawatan alpha delta, karena kegiatan isolasi mandiri rawat jalan panggilan pada kasus infeksi ringan, yang kemudian meningkat status, yang seharusnya menjadi rawat inap, namun kapasitas rawat inap gagal menangani antrean model eksponensial atas kedatangan korban pasien yang sudah terinfeksi berat. 

| Penulis adalah peneliti Indef dan pengajar Universitas Mercu Buana.