Perjuangkan Benteng Terakhir Badak Sumatera, Dedy Yansyah Dianugerahi Whitley Awards 

Rangers Forum Konservasi Leuser (FKL), Dedy Yansyah. Foto: Ist.
Rangers Forum Konservasi Leuser (FKL), Dedy Yansyah. Foto: Ist.

Rangers Forum Konservasi Leuser (FKL), Dedy Yansyah, dianugerahi Whitley Awards. Penghargaan itu diraih karena Dedy dinilai telah memperjuangkan benteng terakhir badak sumatera di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), Aceh.


Anugerah Whitley Award merupakan badan amal konservasi satwa liar Inggris, Whitley Fund for Nature (WFN). Dedy bersama lima pemenang dari berbagai negara menerima penghargaan tersebut di London, Rabu, 27 April 2022.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama FKL dan organisasi mitra menginisiasi Rencana Aksi Darurat (RAD) Badak Sumatera lewat upaya penyatuan individu-individu yang terisolir ke Suaka Badak Sumatera (Sumatran Rhino Sanctuary - SRS) pertama di Aceh yang sedang dalam proses pembangunan. 

SRS Aceh nantinya diharapkan dapat mengikuti kesuksesan SRS Way Kambas di Lampung dalam program pengembangbiakan badak Sumatera. Di mana baru-baru ini individu badak Sumatera berhasil dilahirkan di tempat tersebut. 

“Kemungkinan besar upaya ini adalah kesempatan terakhir kita untuk menyelamatkan sisa populasi badak sumatera dari kepunahan,” kata Dedy, usai menerima Anugerah Whitley Award.

Dedy menyebutkan, populasi badak di Leuser semakin terisolir dan terpisah satu sama lain. Hal itu karena pembangunan jalan, perambahan dan penebangan yang membelah kawasan hutan. 

“Hal Ini telah mempersulit populasi untuk berkembangbiak secara alami di habitat aslinya,” kata dia. 

Oleh karena itu, kata dia, untuk menyelamatkan populasi badak diperlukan upaya penyatuan populasi yang tersisa.  RAD ini juga untuk memastikan perlindungan intensif dari populasi badak liar melalui pengawasan ekstra yang terus dilakukan. 

KEL adalah salah satu harapan bagi populasi badak Sumatera di dunia yang sedang menghadapi resiko kepunahan. Berbagai ancaman telah mendorong spesies ini menuju jurang kepunahan dengan kondisi sisa populasi saat ini kurang dari 80 individu. 

Perburuan cula badak menjadi penyebab awal penurunan drastis ini, namun berbagai upaya intensif dari tim patroli Forum Konservasi Leuser yang mendukung otoritas Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh (DLHK Aceh) telah berhasil menjaga dan mempertahankan tingkat perburuan badak tetap “di angka nol”.

Dengan menerima anugerah Whitley Award 2022, Dedy akan bekerja sama dan mendukung upaya pemerintah dalam pemantauan dan patroli hutan untuk mencegah perburuan dan mengamankan habitat badak di Leuser. Whitley Awards adalah penghargaan bergengsi dunia di bidang pelestarian alam. 

Penganugerahan ini diberikan kepada tokoh-tokoh di garda terdepan dari seluruh dunia yang bekerja dekat dengan masyarakat di akar rumput untuk kelestarian keanekaragaman hayati, mitigasi perubahan iklim, dan kesejahteraan manusia dengan total hadiah mencapai £40,000.