Perludem: Pilkada dan Pemilu 2024 Akan Sangat Merepotkan

Khoirunnisa Agustyati. Foto: rumahpemilu.
Khoirunnisa Agustyati. Foto: rumahpemilu.

Direktur Eksekutif Perludem, Khoirunnisa Agustyati alias Ninis, mengatakan partai-partai politik tidak bisa memaksakan pelaksanaan Pilkada 2024. Pelaksanaan ini akan sangat merepotkan karena di tahun yang sama, juga digelar Pemilu 2024. 


Ninis mengatakan penggabungan pilkada dan pemilu bakal menimbulkan kompleksitas. Karena, jika dilihat dari waktu pelaksanaannya, sangat berhimpitan antara Pilkada dan pemilu nasional yang memilih presiden, anggota DPD, DPR RI, DPRD provinsi, serta DPRD kabupaten/kota, atau pemilu lima kotak.

"Jadi pemilu lima kotaknya di April, dan Pilkadanya di November," ujar Ninis seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu, 6 Februari 2022. "Tapi walaupun tidak di hari yang sama, tetap saja ada himpitan tahapan penyelenggaraannya."

Oleh karena itu, Ninis mengatakan sikap Perludem terkait polemik penyelenggraan Pilkada adalah mendorong adanya normalisasi. Wacana di dalam draf RUU Pemilu yang berencana mengubah desain keserentakan pemilu menjadi pemilu nasional, yaitu menggabungkan pemilihan presiden, DPR, DPD dan kepala daerah serta DPRD, tidak tepat.

Sembilan fraksi partai politik di DPR terbelah dalam menyikapi jadwal penyelenggaraan pilkada yang tercantum di dalam draf UU Pemilu. Sebagian fraksi ingin melaksanakan Pilkada sesuai dengan Pasal 201 ayat (8) UU 10/2016, yakni November 2024.

Sementara sebagian lainnya mendorong pelaksanaan Pilkada mengikuti apa yang ada di dalam draf revisi UU Pemilu. Yaitu, pada Pasal 731 ayat (2) dan (3) menyatakan digelar pada tahun 2022 dan 2023. 

Beberapa waktu lalu, pelaksanan tugas Ketua KPU, Ilham Sahputra, mengatakan semua pihak harus belajar dari pengalaman pahit yang dirasakan saat menggelar Pemilu 2020. Saat itu, kata Ilham, di tataran teknis, muncul dampak cukup serius karena Pilpres dan Pileg digelar secara bersamaan.

Ilham mengatakan Pemilu 2019 meninggalkan banyak catatan penting, mulai dari banyak formulir C1 tidak selesai di tingkat KPPS hingga kematian sejumlah petugas penyelenggara karena kelelahan.

Belum lagi, kata Ilham, terkait dengan tahapan sosialisasi dan pendidikan pemilih yang akan menjadi tantangan baru bagi petugas di lapangan. Ilham juga memprediksi kejenuhan masyarakat dalam mengatasi situasi 2024 nanti. 

"Tentu akan sangat berat apabila Pilkada 2024. Kenapa demikian, karena tahapannya berbarengan bersamaan dengan pemilu nasional," kata Ilham.